SEA | 11

3K 281 5
                                    

"Bian?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bian?"

"Hai," sapa Bian. "Bisa ikut gue sebentar? Gue mau ceritain sesuatu."

Sea terlihat menimbang-nimbang, ragu. Melihat itu, Bian tersenyum. "Tenang aja. Gue nggak akan lama. Lo perlu tau masalah ini."

Dan disinilah Sea. Di sebuah kedai kopi dekat rumah Sea. Mereka duduk berhadapan dengan secangkir minuman di hadapan mereka. Kopi susu panas untuk Bian, dan coklat panas untuk Sea.

"Bian mau ngomong apa?" tanya Sea tanpa basa-basi.

"Aidan nggak salah, Se."

Sea menghembuskan nafasnya kasar. "Gara-gara Bian sekarang temenan sama Aidan, sekarang Bian ikut bela Aidan?"

"Bukan gitu," kata Bian frustrasi. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bingung harus mulai darimana. "Gue yang ngatur semuanya."

Sea mengerutkan keningnya, bingung. "Maksudnya?"

"Gue bakal ceritain semuanya ke lo, tapi lo janji sama gue, nggak akan menyela sama sekali."

Setelah Sea mengangguk setuju, Bian memulai ceritanya.

"Waktu SMP dulu, gue sama Aidan dan Ditto temenan. Kita sama-sama dihukum gara-gara terlambat. Kita disuruh hormat ke bendera dari pagi sampe istirahat."

"Waktu itu, adik gue, Karin, nyamperin gue. Karin satu tahun di bawah gue, dia bandel banget anaknya. Sukanya kabur dari sekolah, nyamperin gue."

"Waktu itu, dia lihat Aidan dan Ditto. Waktu dia lihat Aidan, dia langsung bilang kalau Aidan ganteng. Dia suka."

"Tapi ya namanya masih SD, kita nggak peduli sama apa yang Karin bilang. Sejak saat itu, kemana-mana kita selalu berempat."

"Aidan sama Ditto udah anggep Karin kayak adik mereka sendiri. Karin itu nempel banget sama Aidan. Kalo gue nggak bisa nemenin dia pergi, dia pasti lari ke Aidan. Dan Aidan selalu nyanggupin."

"Sampe akhirnya, setelah 3 tahun kita sahabatan, Karin bilang lagi sama Aidan kalau dia suka."

"Tapi Aidan malah menjauh. Dia malah jauhin Karin. Gue tau Karin sedih banget, yang gue lakuin cuma bilang sama dia untuk move on dan cari yang lain."

"Tiba-tiba, Karin pingin banget pergi ke pantai. Karin tuh nggak pernah suka alam. Dia biasa minta ditemenin ke mall, ditemenin makan. Tapi nggak tau kenapa, hari itu dia minta ditemenin ke pantai. Dan dia nggak mau ditemenin sama gue, dia cuma mau pergi bareng Aidan."

"Tapi Aidan nggak mau nemenin dia. Sama sekali. Karin, tanpa sepengetahuan gue, dia pergi sendiri ke pantai. Sampai akhirnya gue sadar kalo ada yang nggak beres karena sampe jam 8 dia belum juga nyampe rumah."

"Gue dan orang tua gue berusaha untuk cari Karin. Tak lama, seorang warga nemuin Karin di dalem jurang. Mereka langsung bawa Karin ke puskesmas terdekat. Waktu kita sampai sana, kita langsung bawa Karin ke rumah sakit."

SEANDRA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang