Aidan mendribble bola ditangannya. Matanya menatap lekat Fahmi yang berdiri siaga di hadapannya. Aidan membuat gerakan memutar, lalu melempar bola ke dalam ring. Shoot!
Lagi-lagi, Aidan berhasil mencetak poin. Rekan-rekan setim nya memberikan tos atas keberhasilan Aidan.
Sekarang, bola berada di tangan Rama. Ia mendribble bolanya pelan, matanya menyisir seluruh lapangan mencari rekan satu timnya. Tiba-tiba, bola melesat cepat dari tangannya, ditangkap oleh Rio.
Rio mendribble bola mendekati ringnya, lalu melemparkannya. Shoot!
Rio juga berhasil mencetak poin. Sekarang, skor tim Aidan dan tim Rio hanya berbeda tipis. 42-40.
Lima belas menit kemudian, mereka menghentikan permainan. Skor akhir yang didapat 56-53, dengan tim Aidan lebih unggul. Mereka semua berkumpul di samping lapangan, meminum minuman mereka masing-masing.
Untuk dua minggu kedepan, Aidan dan seluruh rekan tim basketnya akan melakukan latihan intens. Mereka harus berlatih keras untuk memenangkan pertandingan yang diadakan SMA Pelita. Sudah tradisi bagi mereka untuk berpartisipasi di acara itu, dan membawa pulang piala serta hadiah.
Biasanya, mereka akan menggunakan lapangan sekolah. Namun karena lapangan sekolah masih digunakan untuk pensi yang akan diadakan 3 hari lagi, mereka memutuskan untuk menggunakan lapangan di halaman rumah Aidan.
"Lawan kita kali ini berat, bro. SMA Pelita punya pemain baru. Jago banget."
"Iya. Gue juga denger. Tekniknya gila banget. Gue jadi pesimis."
"SMA Dharma juga kayaknya tambah oke. Pemain-pemainnya banyak yang baru. Yang gue denger, salah satunya pernah dikirim ke luar negeri buat tanding basket."
Aidan mendengarkan keluh kesah setiap anggotanya. Ia juga pernah mendengar hal itu. Beberapa lawan mereka sudah banyak yang berkembang.
"Kita lakuin yang terbaik aja," kata Aidan akhirnya. "Gue yakin kita bisa."
Aidan sebenarnya juga tak begitu yakin. Tapi ia harus mempertahankan semangat anggota tim. Kalau semangatnya sendiri luntur, apalagi para anggotanya?
Tahun ini adalah tahun terakhir Aidan menjadi bagian dari tim basket. Berhubung ia sudah kelas 12, sebentar lagi ia harus meninggalkan jabatannya sebagai ketua.
"Latihan kita sampe disini dulu aja hari ini," katanya lagi. "Besok latihan lagi. Ada yang nggak bisa?"
Fahmi mengangkat tangannya. "Gue harus latian buat pensi besok."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEANDRA ✓
Teen FictionDi hari pertamanya, Sea harus dipertemukan dengan sosok Aidan, laki-laki dingin yang katanya tak tersentuh. Tak hanya itu, ia lagi-lagi dikejutkan dengan Aidan yang tiba-tiba menembaknya di hari pertama mereka bertemu! Hingga suatu hari, sebuah ra...