SEA | 18

3.3K 265 1
                                    

Nadya menatap Sea penuh iba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nadya menatap Sea penuh iba. Sahabatnya itu terduduk di kasur Nadya sambil memeluk kedua kakinya. Pandangannya kosong.

Sea belum menceritakan apapun pada Nadya. Yang Sea katakan daritadi hanyalah ia tak ingin bertemu Aidan.

Begitu Sea menghubunginya sambil menangis, Nadya langsung meminta Sea mengirimkan lokasi ke ponselnya. Lalu dengan cepat, Nadya menyusul sahabatnya itu. Ia hendak mengantar Sea pulang, namun Sea menolak.

"Aku boleh nginep rumah kamu aja?" tanya Sea. Nadya akhirnya mengangguk, dan menginstruksikan pada supirnya untuk langsung pulang ke rumah saja.

Nadya turun dari kasur, berjalan menuju lemari untuk mengambil sepasang baju tidur. Ia menyerahkannya pada Sea.

"Ganti dulu, Se. Hapus make up lo dulu. Lo udah makan malem?"

Sea masih bergeming. Namun tak lama, ia mengatakan sesuatu yang tak Nadya duga.

"Aidan saudara kembar Tirta, Nad."

***

Iagan, Adara, dan Windy langsung datang ke rumah sakit begitu mereka nenerima telfon dari polisi, memberitahukan bahwa Aidan mengalami kecelakaan.

Iagan sedari tadi mondar-mandir di koridor rumah sakit, sedangkan Windy dan Adara menangis khawatir. Sesekali mereka menatap pintu ruang ICU, berharap dokter atau suster yang berada di dalam segera keluar dan membawa kabar bahagia. Namun 45 menit mereka menunggu, sama sekali tak ada yang keluar.

"Ma, Kak Aidan nggak papa, kan?" tanya Adara parau. Ia mengelap air mata yang jatuh di pipinya. "Adara nggak mau Kak Aidan pergi."

Windy, yang berusaha kuat untuk putrinya, tersenyum lemah. "Kita berdoa aja, ya. Kak Aidan pasti nggak papa."

10 menit kemudian, seorang dokter keluar dari ruang ICU. Wajahnya terlihat lelah. Iagan, Adara, dan Windy langsung mendatangi dokter itu.

"Saudara saya gimana, Dok?" tanya Iagan.

Dokter itu melepas kacamatanya, menatap mereka bertiga. "Saudara Aidan berhasil selamat. Tapi, ia mengalami cedera parah di kepalanya. Sehingga sekarang, pasien mengalami koma."

Lutut Windy melemas seketika. Iagan pucat pasi, sedangkan Adara sudah menangis sesenggukan. Aidan, keluarga yang mereka sayangi, harus mengalami koma.

"Ibu, bisa ikut saya sebentar ke ruangan? Saya ingin menjelaskan lebih lanjut mengenai kondisi saudara Aidan."

Windy mengangguk, mengikuti dokter.

"Kak, Kak Aidan..."

Iagan segera memeluk Adara. Rasa bersalah kembali menjalar di tubuhnya.

SEANDRA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang