SEA | 12

2.9K 263 3
                                    

Aidan mengetuk-ngetukkan pensil yang ia pegang ke atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aidan mengetuk-ngetukkan pensil yang ia pegang ke atas meja. Sebuah buku paket Geografi terbuka lebar di hadapannya. Ia seharusnya membaca buku itu, namun pikirannya melayang ke tempat lain.

Sea ngapain, ya? Apa dia masih bangun? Apa gue telfon sekarang? Atau gue samperin rumahnya lagi? Ah, jangan. Udah malem.

Aidan melihat jam di ponselnya. Pukul setengah 12 malam.

"Aarrgh," geramnya kesal. Ia menutup buku Geografinya, lalu merebahkan dirinya di kasur. Tak lama, pintu kamarnya terbuka, Adara menatapnya kesal.

"Woy Kak, gue lagi belajar, jangan berisik!" gerutunya kesal. Penampilan Adara terlihat acak-acakan, kantung matanya menghitam. Terlihat sekali bahwa ia kurang tidur.

"Dek, gue mau tanya deh," kata Aidan, setelah ia mengubah posisinya menjadi duduk.

"Apaan?" tanya Adara cuek.

"Sini," balas Aidan, menepuk-nepuk kasur di sebelahnya.

"Nggak bisa. Gue lagi UTS."

"Gue juga. Lagian kasian tuh mata," kata Aidan. "Lo temenin gue ngobrol bentar. Gue mau cerita."

Adara akhirnya setuju. Ia masuk ke dalam kamar Aidan, lalu duduk bersandar di kasur, sambil menghadap Kakaknya.

"Tentang apaan? Ayo mulai."

"Tentang pertama kali gue ketemu Sea, sampe sekarang."

"Oh, jadi namanya Sea?" goda Adara. "Moga Kak Sea nggak mati muda gara-gara pacaran sama lo ya, Kak."

"Hush, kurang ajar lo," kata Aidan. "Jadi ya, pertama kali gue ketemu sama Sea itu hari pertama gue sekolah. Gue nggak ikut upacara, kayak biasa. Terus..."

Aidan terus berceloteh tentang jalan hubungannya dengan Sea. Mulai dari bagaimana Sea menolaknya, lalu saat Sea akhirnya mau menerima Aidan, saat mereka harus putus karena kesalahpahaman, hingga akhirnya mereka kembali bersama lagi.

"Terus ya, Dek, waktu itu kan gue anterin dia pulang, terus gue iseng tanya, dia pernah pacaran nggak. Tapi dia malah nangis. Menurut lo, dia kenapa, ya?"

Aidan menoleh pada adiknya. Ternyata, adiknya sudah tertidur pulas.

Aidan terkekeh. "Yee, diceritain malah tidur nih bocah."

Aidan menyelimuti adik perempuannya itu. Ia memutuskan untuk tidak membangunkan Adara, karena sepertinya Adara kelelahan akibat terlalu banyak belajar. Aidan mematikan lampu, lalu beranjak ke sofa, dan tidur di sana. Maklum, karena kasur di kamar Aidan adalah single bed.

***

Aidan memperhatikan adiknya yang menghentakkan kakinya kesana-kemari, sambil memasang wajah super-kesal. Aktivitas pagi Adara hari dilakukan dengan begitu cepat dan kasar. Ia membanting pintu setiap ia keluar-masuk.

SEANDRA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang