SEA | 13

2.7K 268 3
                                    

Sea menatap pantulan dirinya di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sea menatap pantulan dirinya di cermin. Ia memoles wajahnya dengan sedikit make up, rambutnya yang lurus sudah berubah gelombang.

Gadis itu berdiri dari kursi, berjalan menuju lemarinya. Ia mengobrak-abrik lemari itu, mencari sebuah baju yang pas untuk makan malam.

Setelah mengubah kamarnya menjadi kapal pecah, akhirnya pilihan Sea jatuh kepada dress selutut tanpa lengan dengan warna hitam polos. Sederhana, namun elegan.

Sea melirik jam dindingnya. Masih pukul setengah 7. Masih ada 30 menit lagi sebelum Aidan menjemputnya.

Biasanya, Sea tidak pernah bersiap-siap seawal ini. Ia bahkan sudah mulai mandi sejak jam 5 sore. Tapi kali ini, ia merasa berbeda. Jantungnya berdetak kencang. Ia gugup.

Mama Aidan bakal suka aku nggak, ya?

Aduh, kalau Mamanya nyeremin gimana?

Terlalu biasa nggak, ya, bajunya?

Sifat overthinking Sea mulai keluar. Ia duduk kembali di kursi meja riasnya, meneliti dirinya di depan cermin, lagi.

Tak lama berselang, pintu kamar Sea terbuka. Denaya menatap anak bungsunya itu, tersenyum bangga. "Cantik banget anak Mama."

"Ma, Mamanya Aidan bakal suka nggak, ya, sama Sea?" tanya Sea cemas.

"Suka. Anak Mama kan baik, cantik pula. Yang penting kamu sopan. Jaga sikap disana. Inget, attitude itu nomor 1."

Sea mengangguk, hatinya sudah mulai agak tenang.

Okay, semoga semua lancar.

***

Mobil Aidan berhenti di depan sebuah restoran mewah di tengah kota. Dari bentuk dan desain bangunannya saja, sangat terlihat bahwa restoran itu menyajikan makanan-makanan dengan harga selangit.

Aidan turun dari mobil, begitu juga Sea. Sea menggenggam lengan Aidan begitu erat. Sangat terlihat sekali ia gugup. Menyadari hal itu, Aidan mengelus punggung tangan Sea yang menggenggam lengannya, berusaha menenangkan.

"Reservasi atas nama Windy," ujar Aidan pada pelayan. Pelayan itu mengarahkan mereka ke sebuah meja di tengah restoran. Windy, Adara, dan Putra yang sudah menunggu, langsung berdiri antusias menyambut kedatangan Aidan dan Sea.

"Malam Tante," sapa Sea ramah. Dalam hatinya, ia begitu kagum dengan Windy. Di usianya yang tak lagi muda, ia masih terlihat sangat modis. Maklum, Windy adalah seorang desainer ternama Indonesia. Mata perempuan paruh baya itu sangat mirip dengan milik Aidan. Tegas, namun masih menyiratkan kelembutan. Sea baru tahu, Aidan begitu mirip dengan Windy.

"Malam sayang," balas Windy. "Ayo duduk."

Setelah mengambil posisi duduk masing-masing, Windy mengisyaratkan pada pelayan untuk mengeluarkan makanan yang sudah dipesannya.

SEANDRA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang