EGO. 2

1.9K 199 80
                                    

Asap sedikit mengepul dari dapur sebuah rumah yang hanya dihuni oleh dua orang yang berbeda usia.

Satu dari mereka masih tertidur sementara satu lagi sibuk berkutat di dapur.

"Ah~ selesai juga," gumamnya begitu nasi beserta lauknya terhidang di atas meja makan. Sederhana, hanya semangkuk sup dan dua buah telur mata sapi.

Orang itu—Jungkook beralih menatap pantry di belakangnya yang nampak sedikit berantakan, ditambah beberapa piring kotor yang sejak semalam belum dibereskan menumpuk di wastafle.

Menghela nafas lalu menepuk apronnya yang sedikit kotor untuk membersihkan tangannya sebelum akhirnya bergerak untuk membereskan kekacauan yang dibuatnya.

Belum genap sepuluh menit, tugasnya di dapur selesai. Diliriknya jam yang terpasang di ruang tengah.

Pukul enam pagi lebih sedikit.

Jungkook melepaskan apronnya lalu meninggalkan dapur dan berjalan ke kamarnya.

Dahinya mengkerut begitu melihat pintu kamar yang sedikit terbuka. Begitu dia masuk, dia tidak menemukan bocah yang tadi pagi masih bergulung dengan selimutnya.

"Kemana Youngshil?" gumamnya.

Jungkook berbalik begitu tidak menemukan Youngshil di kamar.

"Youngshil-ah!"

"Youngie!"

Kaki jenjangnya dibawa berkeliling rumah sederhananya. Dia berhenti begitu menemukan sosok yang dicarinya tengah duduk di depan kandang kelinci yang terletak di sudut teras belakang rumah.

Menghela nafas begitu menyadari keteledorannya. Untung saja pintu depan masih dikunci, kalau tidak mungkin Youngshil sudah berlari keluar rumah dan bermain sendiri entah kemana.

Ya, seperti kejadian beberapa minggu yang lalu. Saat itu Jungkook membuka pintu depan rumahnya dan tanpa sepengetahuannya Youngshil bermain keluar. Jungkook kelabakan mencari. Hampir menangis dan frustasi, hingga dia menemukan Youngshil menangis sendirian di taman yang ada di depan gang rumahnya. Sendirian. Bisa bayangkan jika ada yang menculiknya? Jungkook bisa mati berdiri kalau itu terjadi.

"Youngie~"

Bocah itu menoleh. Senyumnya merekah begitu mendapati sang appa berdiri tidak jauh di belakangnya.

"Appa, tini. Main dengan Ookie..."

Jungkook tersenyum simpul lalu berjalan mendekati Youngshil dan duduk di sampingnya.

"Sudah bangun hum? Langsung saja main dengan Kookie," Ucap Jungkook sambil mengusap rambut Youngshil.

"Ogi ingat Ookie. Temalam hudan, pati Ookie dinin. Dadi Ogi bawakan telimut untuk Ookie," Ucap Youngshil sambil menunjuk kandang itu.

Jungkook tertawa renyah begitu melihat sebuah selimut yang sering Youngshil gunakan itu menyelimuti bagian atas kandang berukuran sedang itu. Tidak habis pikir saja dengan anaknya.

"Youngie-ah, anak appa yang pintar," Ucap Jungkook sambil memindahkan Youngshil ke pangkuannya.

"Dengarkan appa, ne?"

"Kookie itu kelinci. Dia punya bulu tebal. Dia tidak akan kedinginan. Lagipula Kookie ditaruh di dalam, tidak kehujanan. Jadi Youngie jangan khwatir, oke?"

Youngshil menatap appanya penuh tanya.

"Appa duda puna bulu tebal tepelti Ookie?"

"Eh?"

"Appa dinin tidak?"

Jungkook menggulum mbibirnya menahan tawa.

"Tidak, sayang. Appa tidak punya bulu. Appa bukan kelinci," Kata Jungkook.

EGO [END] [MASIH LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang