EGO. 30

1K 177 51
                                    



"Kau ingin minum sesuatu, Jimin-sshi?"

Jimin menoleh pada Jungkook yang kini berpenampilan lebih baik dan lebih terlihat seperti manusia walaupun wajah pria itu masih terlihat begitu sedih.

Jimin tersenyum kecil. "Tidak usah," katanya.

"Aku akan membuatkanmu teh."

Kemudian Jungkook berjalan ke dapur guna membuatkan Jimin teh. Pria Park itu hanya bisa menghembuskan nafas kesal karena melihat lagi betapa meneyebalkannya pria Jeon itu.

"Kau tidak perlu repot-repot Jungkook-sshi."

"Kau suka teh manis atau yang agak pahit?"

Ya Tuhan, pria ini menyebalkan sekali, desis Jimin dalam hati.

"Aku sudah bilang tidak usah repot-repot."

Jungkook acuh dan memilih berkutat di dapur menyiapkan minuman untuk Jimin. Tak lama, pria itu kembali ke ruang tamu dengan secangkir teh.

"Silahkan, Jimin-sshi. Aku rasa itu tidak terlalu manis dan tidak terlalu hambar," kata Jungkook.

Jungkook kemudian duduk di depan Jimin dengan tatapan lurus dan masih seolah memikirkan sesuatu.

"Kau bilang ingin bicara padaku tadi," kata Jungkook tiba-tiba.

Jimin meletakkan cangkirnya lalu menghembuskan nafas. "Entahlah, aku sudah lupa ingin bicara apa," katanya.

Jungkook sontak menatap Jimin.

"Bagaimana dengan Youngshil? Dia akan diantar kesini?" tanya Jimin.

Jungkook mengangguk. "Bisa kita menunggunya sampai? Aku sudah menelfon seseorang yang dulu sering menjaga Youngshil. Dia bisa dipercaya."

Jimin mengangguk.

"Kau hebat ya?" katanya tiba-tiba.

"Jadi single parent itu pasti tidak mudah. Kau harus bekerja dan membesarkan anakmu. Kau mengalami kesulitan selama ini? Apa Youngshil pernah bertanya tentang Nayeon selama ini?"

Jungkook tersenyum kecil lalu menunduk.

"Sulit? Tentu saja. Setiap melihat wajahnya aku selalu mengingat Nayeon. Mereka punya banyak kemiripan. Aku selalu mengingat malam itu membuatku semakin membenci Nayeon tapi juga semakin merindukannya."

Jimin terkekeh. "Kau tidak coba mencari kekasih? Kau tidak mencoba menikah lagi? Bukankah itu langkah bagus untuk melupakan Nayeon? Kau juga bisa mendapatkan ibu untuk Youngshil."

"Kalau itu mudah aku sudah melakukannya, Jimin-sshi. Di dunia ini wanita tidak hanya satu. Ada puluhan anak chaebol yang dikenalkan padaku, teman-temanku saat sekolah dan kuliah, sekretarisku, karyawanku, bahkan jal*ng di luar sana aku yakin tidak akan menolak aku nikahi. Tapi percayalah, semakin besar rasa benciku pada Nayeon, semakin besar juga rasa cintaku padanya."

Jungkook mengedipkan matanya membuat setetes air matanya jatuh.

"Aku bisa mengatakan membencinya, tapi jauh dalam hatiku aku mencintainya. Aku mungkin memakinya dan mengucapkan kalimat pedas dan tidak pantas padanya, tapi jauh di dalam diriku, aku ingin katakan kalau aku merindukanya."

Bibir Jungkook bergetar dan air mata itu turun semakin deras.

"Tapi karena keegoisanku, aku malah menyakitinya dan dia hanya diam. Dia menungguku, Jimin-sshi. Bahkan dia mengacuhkanmu yang sudah jelas lebih baik dariku. Kenapa dia begitu bodoh? Kau sepeti malaikat, sama dengannya. Tapi aku? Aku itu iblis yang egois dan keras kepala. Aku bahkan membohongi diriku sendiri dan meyakinkan Nayeon hanyalah wanita murahan yang mengkhianatiku, padahal harusnya aku tau, dia tidak akan pernah melakukan itu."

EGO [END] [MASIH LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang