.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Ck”
Rutuk Han Jisung tidak bersemangat setelah ia mengintip menu sarapan mereka kali ini. Tidak ada yang aneh sebenarnya.
Hanya saja ia merasa bosan dengan menu makanan di instansi pemerintah. Terlalu hijau dan kurang penyedap rasa.
Melihatnya saja berhasil membuat rasa laparnya menguap begitu saja.
Lebih baik ia tidak sarapan.Kembali ke kamar untuk menyambung tidurnya yang terganggu adalah pilihan yang tepat daripada berhadapan dengan makanan yang memuakkan.
Namun, baru satu langkah Han Jisung hendak berlalu pergi meninggalkan barisan antrian, seseorang sudah lebih dahulu menarik kerah baju belakangnya. Membuat ia kembali masuk ke dalam antrian.
Dan siapa lagi orang mengesalkan itu kalau bukan, leader shit Chan.
Dan sebelum Han Jisung mengeluarkan bentuk protesnya seseorang di depannya sudah lebih dahulu memberikannya nampan dan peralatan makan.
Namun, yang lebih mengesalkannya lagi adalah semangkuk sayuran serta makanan yang ia hindari sudah ada di atas nampannya.
“YA! KAU GILA?!”
Ucap Han Jisung kesal dan langsung mendapat tatapan tajam dari semua orang yang ada di dalam kantin. Tanpa perlu berpikirpun, Han Jisung sudah tahu isi benak mereka.
Mereka akan berpikir bahwa Han Jisung adalah anggota baru yang sombong, berandalan dan tidak punya etika.
Karena beberapa detik yang lalu ia dengan lancangnya bersikap tidak hormat kepada sang senior.
Tamat sudah riwayat Han Jisung hari ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Berbeda dengan orang-orang yang menikmati menu sarapan mereka, Han Jisung hanya mengaduk-aduk makanannya.
Sama sekali tidak berminat untuk memasukkan sang makanan ke mulutnya meski hanya satu suap.
Setelah dipaksa oleh Chan agar segera mengikuti langkah Changbin. Disinilah ia sekarang.
Duduk berhadapan dengan dua orang yang sangat menyebalkan bersama dengan makanan yang memuakkan.
Dan yang lebih sialnya lagi, puluhan orang yang ada di kantin sama sekali tidak berminat untuk ikut duduk bersama mereka bertiga.
Lebih memilih berhimpitan di meja lainnya. Padahal sungguh meja yang sekarang Han Jisung tepati masih cukup untuk tujuh atau delapan orang lagi.
Sepertinya semua orang yang ada disini merasa segan dengan dua orang yang ada dihadapannya, Chan dan Changbin.
Sehingga menyisakan ia seorang diri. Yang lagi dan lagi harus tersiksa dengan kelakukan dua seniornya itu.
“YA! Berhentilah memainkan makananmu”
‘Pletak!
“Aw..”
Ringis Han Jisung setelah mendapat satu pukulan dikepalanya. Atau lebih tepatnya pukulan dan juga omelan.
Ingin sekali rasanya Han Jisung menghilangkan kepalanya saat ini. Agar semua orang tidak dengan seenak jidatnya lagi mendaratkan tangan mereka di kepalanya yang berharga.
Namun, akibat mood nya yang benar-benar jauh dari kata baik, Han Jisung hanya mengangkat bahunya tak peduli.
Sudah Chan katakan, di luar misi Han Jisung hanyalah seorang remaja biasa. Si anak nakal yang masih sangat pemilih dalam hal apapun. Khususnya dalam hal makanan.
“Kau tak akan menghabiskan sarapanmu?”
Tidak ada jawaban apapun dari Han Jisung. Menurutnya sudah sangat jelas bahwa saat ini ia sedang tidak nafsu makan.
Jadi, ia tidak perlu membuang tenaganya hanya untuk menjawab pertanyaan tidak penting yang diajukan oleh sang ketua tim.
“Alasannya?”
Tanya Chan lagi.
“Tidak enak”
“Apakah instansi pemerintah semiskin itu sampai tidak bisa memberikan menu makanan yang lebih enak lagi”
“Pagi siang malam ketemu sayur lagi dan lagi. Hijau, hijau dan hijau”
“Aku bukan seekor sapi”
‘Pletak!
“Aw..”
Ringis Han Jisung lagi karena ulah Changbin yang kembali memukul kepalanya. Sepertinya, Han Jisung akan benar-benar menghilangkan kepalanya setelah ini.
“Jangan manja. Dan makan saja apa yang ada. Kamu disini untuk bekerja bukan liburan”
“Lagipula tidak ada yang salah dengan makanan disini. Semuanya bergizi”
Ucap Chan yang setelahnya langsung disambung oleh Changbin.
“Bergizi tapi menghilangkan nafsu makan. Siapa juga yang mau makan makanan sampah kaya gini"
“YA! Jaga ucapanmu itu!”
“Ck”
“YA! Bukankah kau juga seorang dokter? Kau pasti fahamkan bahwa ucapanmu itu sama sekali tidak mencerminkan perilaku seorang dokter"
"Aku jadi ragu dengan status pendidikanmu itu. Kau memanipulasinya?”
Ucap Changbin yang berhasil membuat Han Jisung semakin kesal.
Jika mereka menyebutnya anak nakal, preman, pencuri atau apalah itu Han Jisung masih bisa menerimanya.
Tapi jika orang lain sudah menyinggung masalah status pendidikan kedokterannya, ia tidak bisa.
‘BRAK
Sebuah suara gebrakan meja yang timbul akibat ulah Han Jisung, berhasil membuat suasana kantin yang berisik menjadi sangat sepi.
Puluhan pasang mata juga segera tertuju ke arah meja yang hanya berisikan tiga orang itu. Chan, Changbin dan si anggota baru-Han Jisung.
Memberikan seluruh atensi mereka hanya untuk melihat tingkah apa yang akan Han Jisung perbuat kepada sang senior.
“YA! Kau siapa? Kau mengenalku?”
“Tidak. Tentu saja orang sepertimu tidak mengenal preman sepertiku”
“Kau bukan siapa-siapa”
“Jadi, urus saja urusanmu”
Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya, Han Jisung segera bergegas pergi meninggalkan kantin. Meninggalkan suasana tegang yang masih terasa sangat jelas karena ulahnya.
Belum genap satu bulan ia berada di divisi khusus, tapi sudah mencari masalah dengan sang senior.
Tamat sudah riwayatnya.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNNIG AWAY PART 1 : STAY OR LEAVE
FanfictionHan Jisung, hanyalah seorang pencuri jalanan yang tiba-tiba saja masuk ke dalam lingkaran kehidupan agen khusus milik pemerintah. Melarikan diri, sembunyi atau bertahan. Han Jisung x 3racha x Stray kids