RUNNIG AWAY PART 1 : STAY OR LEAVE

(14)

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“Han...”

Panggil Minho untuk yang kesekian kalinya. Mungkin ini adalah kali kelima puluh lima Minho memanggil nama Han Jisung.

Namun untuk yang kelima puluh lima kalinya pula Minho harus kembali menghela nafasnya frustasi.

Pasalnya sang pemilik nama sama sekali tidak mengubris panggilannya. Atensi sang pemilik nama hanya tertuju pada pintu ruang operasi yang masih tertutup sejak dua jam yang lalu.

Karena faktor menyandang status sebagai anggota tim divisi khusus, membuat Han Jisung hanya bisa menunggu dari jarak yang cukup jauh dari ruang operasi.

Melihat bagaimana frustasi dan menderitanya keluarga korban atas kejadian yang menimpa orang tersayang mereka.

Meskipun dari jarak yang cukup jauh, Han Jisung masih dapat merasakan kesedihan dan ke khawatiran yang tangah di rasakan oleh keluarga korban.

Karena bagaimanapun juga, ia pernah berada pada posisi itu. Bahkan dalam keadaan yang lebih menyedihkan.

Dan kondisi yang seperti ini benar-benar membuat Han Jisung sama sekali tidak peduli dengan keadaannya yang juga masih jauh dari kata baik.

Pakaian yang berantakan dengan penuh noda darah, wajah penuh lebam, serta luka tusuk pada tangannya yang ia biarkan begitu saja.

Ia juga sama sekali tidak berminat untuk menanggapi permintaan Minho dan Hyunjin yang terus memintanya untuk diperiksa terlebih dahulu.

Padahal Minho dan Hyunjin juga sangat yakin, bahwa orang biasapun dapat segera tahu jika kondisi Han Jisung saat ini sangat memprihatinkan.

Bukan hanya masalah fisik melainkan juga masalah psikisnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“Minho! Hyunjin! Kalian baik-baik saja?”

Tanya Chan yang baru saja datang bersama dengan anggota tim divisi khusus lainnya.