Chapter 16

363 48 8
                                    

Happy reading gais...








































































Jirae benar-benar tidak menyangka dengan apa yang terjadi pagi ini padanya, meja dan kursinya penuh dengan coretan spidol, tinta, dan juga ada lem yang tertumpah diatasnya. Jika ia bisa menebak siapa pelakunya, yang terbesit difikirannya hanya Yeonjun.

Yeonjun sudah memperingatkannya kemarin, dan Jirae benar-benar mendapatkan itu.

Ini Cuma ronde pertama, mungkin masih ada ronde-ronde berikutnya yang melebihi ini. Sedangkan teman sekelasnya hanya bisa menatap takut kearah Jirae, mereka ingin membantu, tapi dia juga takut karena harus berurusan dengan Yeonjun.

Bukankah sudah kukatakan jika Yeonjun adalah seorang monster?


“Jirae-ah”


Jirae membalikkan tubuhnya ketika sebuah suara cempreng menusuk telinganya, siapa lagi jika bukan Park Hyunseo. Sahabatnya


“Omo! Apa yang terjadi dengan kursimu?” tanyanya

“Entahlah, aku tidak tau Hyunseo-ah”

“Mari kita tukar kursi dan mejamu dengan yang ada di gudang”


Jirae hanya bisa mengangguk pasrah dan mulai mengangkat meja nya, sedangkan Hyunseo mengangkat kursinya.

Mereka mengangkatnya dengan hati-hati, karena lem yang ada disana benar-benar meleleh. Jika tak hati-hati, bisa saja mengenai seragam sekolahnya.


“Aish, siapa yang melakukan ini padamu? Bukankah semua orang tak tau menahu tentangmu?” gerutu Hyunseo


Jirae tidak menjawab pertanyaan Hyunseo, ia hanya fokus mengangkat mejanya sembari berjalan pelan. Karena meskipun kecil, meja ini terasa berat.

Disaat mereka berdua tengah asik berjalan, dan hendak tiba di gudang sekolah. Mereka berpapasan dengan Yeonjun, yang datang kesekolah seperti biasa. Seragam putihnya ia tak masukkan kedalam celana, dan almamaternya tak ia gunakan. Bahkan rambutnya ia sudah cat berwarna biru, padahal kemarin masih abu-abu.

Jirae terdiam melihat Yeonjun yang menatapnya tajam, tatapan itu pun terputus ketika Yeonjun memutuskan untuk pergi dari hadapan gadis yang telah menyakitinya.


“YA!! Kenapa dia tidak mengatakan apa-apa padamu? Biasanya dia berceloteh bak seekor burung beo, bukankah dia kekasihmu?” Hyunseo

“Sudahlah, dia tak menjadi kekasihku lagi”

“Jinnja? Kenapa bisa?”

“Ceritanya panjang”


Hyunseo hanya bisa termenung, lalu setelah ia sadar, ia langsung mengikuti langkah kaki Jirae yang sudah jauh dari hadapannya.
Butuh waktu sekitar 15 menit untuk mereka tiba di gudang sekolah, biasanya tak sampai 5 menit, kita telah tiba disana.

Jirae mulai memilih kursi dan meja yang masih layak pakai, dan ia berhasil menemukannya.


“Ini?” tanya Hyunseo sembari menunjuk meja dan kursi yang dikeluarkan Jirae

“Ne”

“Ternyata masih ada kursi dan meja yang masih layak pakai”


Jirae tertawa kecil dan mengangguk setuju


“Ayo kita kembali ke kelas” Jirae


Saat ingin kembali ke kelas, Jirae bertemu dengan Soobin yang baru saja turun dari motornya. Karena posisi gudang sekolah berada didekat parkiran, makanya ia dapat bertemu dengan pria tinggi itu.


Choi Soobin : 365 Days Waiting [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang