🎬 Chapter 18 🎬

334 69 0
                                    

•••

-- Kebenaran yang terasa menyakitkan. --

_______________________________

•••

#Yuna pov#

"Kau punya segala nya! Kau itu istimewa! dan aku membenci itu semua! Aku membenci mu!"

"Kau harus mati!!!"

Deg!

"Hah...akh! Kepala ku.." Ucap ku memegangi kepala ku.

Rasa sakit nya belum sepenuhnya menghilang.

Aku terbangun di tempat ini, tempat dimana aku menghabiskan 5 bulan yang berharga dengan sia-sia.

Dan sekali lagi, aku harus kembali ke sini.
Memang bukan aku yang ingin, mungkin takdir memang membawa ku ke tempat ini lagi.

Maaf aku sudah melanggar janji ku kepada eonni, untuk tidak kembali lagi ke ruangan ini.

Apa reaksi nya setelah tahu aku kembali lagi kesini? Apa dia akan marah kepada ku atau tidak?.

Aku melihat selang infus yang terpasang pada tangan ku, suara dari alat EkG¹ membuat ku merasa cemas, jika suatu waktu akan tidak terdengar lagi. Jendela kamar yang besar dan aroma ruangan ini mengingatkan ku kepada masa masa aku terpuruk karena penyakit ini.

¹Elektrokordiogram (alat memeriksa detak jantung)

Warna cat dan ranjang mungil ku masih tetap sama, tidak ada yang berubah sedikit pun, mungkin hanya situasi saja yang berubah.

Aku duduk menyandar kan tubuh ku, melihat pintu yang tertutup rapat, tanpa celah sedikitpun.

Lalu melirik ke arah jendela kamar, hari sudah gelap, aku melihat jam kalender yang tidak sesuai, tanggal dan hari nya berbeda. Kira-kira 5 hari kedepan setelah kejadian sial itu menimpaku.

Aku juga masih sedikit bingung dan tidak faham mengapa Ryujin sampai melakukan itu kepada ku.

Ditengah lamunan ku, suara pintu terbuka.
Menampakkan seseorang dengan tubuh yang tinggi berambut abu-abu kehitaman, dia mewarnai rambut nya.

Dia melihatku ku dengan tatapan yang sulit diartikan, hanya terpaku didepan ku tanpa sepatah kata pun yang terucap.

Tangan nya mulai mengepal erat, ekspresi nya juga berubah tapi aku tidak bisa membaca nya.

"Halo." Sapa ku sembari tersenyum kecil, dia masih terdiam dan melihat ku seakan-akan aku mangsanya.

Dia menghembuskan nafasnya lalu berjalan ke arah ku, dan tiba-tiba memelukku tanpa memberi tanda.

Masih tidak berkata. Hanya suara isakan tangis nya yang terdengar, aku baru pertama melihat nya seperti ini. Biasanya dia yang pura-pura terlihat kuat didepan ku, tapi sekarang dia seperti kayu yang rapuh.

Aku membalas pelukan nya, dan membiarkan nya menangis di pelukan ku. Walau rasanya sedikit canggung.

Setelah puas dengan tangisan nya, dia kembali menatap ku dalam dalam.

"Dasar cengeng, kemana Beomgyu yang ku kenal?" Goda ku.

"Ck. Kenapa, kau lama sekali sadar nya." Ucapnya sambil menyeka sisa air mata nya.

"Apa kurang lama? Kalau begitu aku tidur saja lagi." Ucap ku mencoba menghibur nya.

"Bukan begitu. Apa kau tidak tahu arti dari kata 'Rindu'?."

Ending Scene✓ (END) || [Beomgyu × Yuna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang