🎬 Chapter 19 🎬

331 65 0
                                    

•••

--"Jika suatu saat nanti aku menutup mataku untuk selamanya, aku ingin hanya dia yang ku lihat terakhir kali."--

______________________________

•••

3 hari menjelang Operasi, entah mengapa tubuh Yuna terasa sakit dan tidak berenergi, seperti waktu itu namun lebih parah.

Yuna sudah biasa dengan kondisi ini, mengingat dia pernah mengalami nya. Tapi kali ini berbeda, dia merasa ada yang beda dari dirinya, kulit nya sedikit lebih pucat dan warna rambut pirang nya memudar.

Yuna duduk di ranjang nya, melihat kembali jendela besar di sampingnya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang terbuka.

"Sudah makan?"

Tanya Beomgyu, Yuna hanya mengangguk lalu kembali melihat ke arah jendela.

Suasana hening menyelimuti ruangan itu, sampai akhirnya Yuna membuka pembicaraan.

"Waktu aku masih disini, aku selalu ingin ke jendela itu. Apa kau tahu kenapa?"

Sorot matanya terlihat jelas menunjukkan kesedihan.

"Tidak. Memang kenapa?"

Yuna tersenyum tipis. "Aku sangat ingin melihat dunia luar. Selama 5 bulan itu, aku terkurung disini, tirai jendela juga jarang dibuka, aku hanya bisa menonton tv. Melihat appa dan eomma ku yang sesekali muncul di televisi."

"Diluar sana, aku ingin mencari teman sebanyak-banyaknya. Mengunjungi semua tempat yang belum aku pernah kunjungi sebelumnya. Tapi apa daya ku, kondisi ku tidak memungkinkan ku akan kembali kesana, tidak akan." Lanjut Yuna masih tetap tersenyum.

"Apa kau mau keluar?" Tanya Beomgyu

"Tidak sekarang. Mungkin nanti, aku ingin beristirahat sebentar, aku akan tidur apa kau tidak apa-apa sendiri disini?" Ucap Yuna

"Tidak apa-apa istirahat saja, aku akan disini." Ucap Beomgyu.

Beomgyu merasa ada sesuatu yang dirahasiakan oleh Yuna, tapi ia tidak tahu apa itu. Yuna benar-benar orang yang pandai menyembunyikan sesuatu.

Siang itu hujan turun deras, Yuna sedang tertidur pulas di ranjang nya, wajah nya nampak sangat lelah padahal Yuna tidak melakukan apapun selain tidur dan makan.

Beomgyu mendekati Yuna, lalu duduk di kursi samping ranjang. Dia menatap Yuna dengan ekspresi yang sulit diartikan.

Rasa bersalah terus menghantui Beomgyu. Andai saja waktu itu ia bisa lebih cepat, mungkin Yuna sekarang tidak disini.

Beomgyu perhatikan, Yuna jarang sekali tertawa, dia hanya tersenyum lalu kembali datar. Wajah nya juga nampak lesu, dan respon nya lambat, sering melamun dan tidak banyak bicara.

Itu yang membuat Beomgyu merasa khawatir dan sepertinya ada sesuatu yang Yuna rahasiakan darinya.

Tangan nya digenggam erat oleh Beomgyu, pipinya yang kering kini menjadi basah karena air mata. Kata maaf yang terus muncul dari mulut Beomgyu. Dia tidak tega melihat Yuna seperti ini, melihat Yuna membawa Beomgyu ke kejadian beberapa waktu lalu.

Seperti Deja Vu, Beomgyu mengalami kejadian ini lagi dengan orang yang berbeda. Dengan seseorang yang lebih berharga.

Kali ini Beomgyu tidak akan membiarkan Yuna seperti adiknya, kali ini Beomgyu akan selalu di samping Yuna sampai kapan pun, dia tidak ingin terjatuh di lubang yang sama.

Ending Scene✓ (END) || [Beomgyu × Yuna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang