BAGIAN 14: Berbohong

512 58 11
                                    

Playing Now: Putar aja lagu yang bikin seneng sekaligus sedih (emang ada ya? Hehe)

***

"Kami tidak tidur bersama, Ayah."

Mata Ayah sedikit menyipit saat dia mengamati ekspresiku. Z sudah lama pulang sejak dia bangun pagi tadi. Itu setelah Ibu memintanya tinggal sebentar untuk sarapan.

"Berhenti menekannya, Jungkook, dan duduk sebelum aku memukul wajahmu," kata Ibu.

Ayah melirikku sebelum dia duduk di kursinya, tidak pernah bisa mengabaikan kata-kata Ibu. Latch menyeringai tetapi masih tetap makan.

Sebuah kekehan lembut keluar dari bibirku sebelum fokus kembali pada serealku.

"Dia seharusnya tidur di kamar Latch dan bukan di kamarmu." .

Aku mengangkat alis pada kata-kata Ayah dan melirik ibu.

"Jungkook, kau yang membawa Z ke kamar Mari tadi malam, dan mengatakan bahwa Latch suka mendengkur, jadi dia lebih baik tidur dengan Mari."

Aku menoleh pada Ayah untuk melihat reaksinya, dan hampir menertawakannya karena Ayah kelihatan ingin kentut atau semacamnya.

"Syukurlah, Ayah meletakkannya di sofa bukannya di kasurku." Aku menambahkan.

Aku bisa mengatakan bahwa tidur di sebelah Z bukanlah hal baru bagiku terutama karena kami tidur di ranjang yang sama sebelumnya, tetapi melihat bagaimana wajah Ayah berubah pucat pasi, aku memutuskan untuk tidak mengatakan itu.

"Jika kau begitu mengkhawatirkan Mari, mengapa kau membuat Z minum terlalu banyak sehingga dia mabuk dan bahkan tidak bisa berjalan lurus."

Mata Ayah melebar.

Yap, mata kelinci yang sama dimiliki Latch dan seluruh dunia pernah terpikat oleh mata Ayahku.

Atau mungkin sampai sekarang.

"Yah! Ne ga? Ayahnya yang memberinya banyak shots!"

"Tapi, Ayah yang melakukan setengah pekerjaannya. Apakah Ayah ingat, Ayah memberiku segelas juga?" Latch menyeletuk dan aku menggelengkan kepala sedikit.

Mata Ayah membelalak karena Latch baru berusia tujuh belas tahun.

"Ayah juga memberiku satu, ah, tiga shots. Ayah terlalu mabuk bersama paman V dan paman Yoong, bahkan menari di ruang tamu," kataku. "Apakah Ayah tahu bahwa Y merekam semuanya?"

Ayah melongo mendengar kata-kataku.

Tadi malam benar-benar pemandangan yang luar biasa untuk dilihat. Paman kami membuat semua orang mabuk, Bibi Joohyun sampai harus menjemput mereka dan mengantar mereka pulang.

Terima kasih Tuhan, kami tinggal tidak terlalu jauh dari tempat masing-masing.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Ibu bertanya kepada Ayah, alisnya berkerut melihat Ayah dengan panik mengetik sesuatu di ponselnya.

"Aku mengirim sms ke Namjoon hyung. Aku tidak ingin disalahkan untuk itu semua."

Ayah sangat menggemaskan, dan aku tidak bisa menahan tawa. Bagaimanapun, Ayah adalah bayi Bangtan.

Setelah kami makan, aku kembali ke kamarku agar aku bisa bersiap untuk pergi ke sekolah.

Mataku melirik sofa yang digunakan Z tadi malam. Pipiku memerah saat aku mengingat kata-kata Z di hadapan Ayah yang tidak begitu ramah menarik Z kepada para orang tua.

Pada tengah malam, Y, Xander, dan Latch minum bersama paman kami.

Aku tidak benar-benar bisa berbicara dengan Z, dan setelah apa yang terjadi, jujur, aku ​​tidak tahu harus berkata apa.

MARIGOLD [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang