"Kau dihukum."
"Ayah!" Aku berseru, kemarahan yang terlihat di wajah Ayah sudah lebih dari cukup bagiku untuk mengetahui seberapa serius Ayah sekarang.
Bahkan, Ibu hanya berdiri di sudut ruangan dan tidak mengatakan apa-apa. Aku yakin Ibu tidak menyalahkanku untuk apa pun, tetapi aku merasa ini tidak adil.
"Tidak, Gold. Kau akan mengikuti semua yang Ayah katakan sampai kami menyelesaikan masalah ini. Ini bukan sesuatu untuk ditertawakan," kata Ayah.
Aku menggigit bibir bawahku dan menatap pangkuanku, memainkan ujung kemeja putihku.
Mengapa aku ditegur karena sesuatu yang tidak bisa kukendalikan?
"Skandal pernikahan sekarang? Kalian berdua belum bersama!"
"We are together." Aku bergumam, dan mata Ayah melebar. "Kami berdua di hari yang sama." Aku menambahkan.
"Wah."
Aku menyaksikan Ayah mengusap wajahnya dengan tangan, seolah-olah dia benar-benar stres.
"Tapi cincin itu hanya hadiah untuk Elle! Bukan membeli cincin pertunangan untuk kami, itu sangat tidak masuk akal," kataku.
Dan Ayah mengangkat alis.
"Jadi, kau ingin bocah itu memberimu kejutan?"
"Apakah Ayah tidak mengejutkan Ibu ketika Ayah melamarnya? Bagaimana aku bisa berbeda? Aku juga Jeon, Ayah." Aku mengatakan kepada Ayah seolah hanya menyatakan yang sudah jelas.
Bibir Ayah membentuk huruf O.
Perjalanan yang Z dan aku lakukan terakhir kali menghasilkan satu skandal pernikahan besar yang membuat orang tua kami kaget. Skandal itu muncul seminggu setelah perjalananku dan Z. Ayah tiba-tiba datang menggedor pintu kamarku tadi pagi karena skandal itu.
Rupanya, beberapa paparazzi mengambil fotoku yang mencoba cincin di dalam toko perhiasan itu pada hari yang sama ketika kami mengambil hadiah Bibi Chaey.
Itu adalah hari yang sama dengan Z, dan aku memutuskan untuk membeli sesuatu untuk Elle karena ini hampir ulang tahunnya. Dan lagi, jika cincin itu memang untukku, cincin itu seharusnya bukan cincin pertunangan karena aku akan membunuh Z jika dia tidak mengejutkanku untuk itu.
Nah, pipiku memerah karena pikiran itu.
"Yah! Apa yang kau pikirkan? Pipimu semakin merah!" Ayah berseru dan aku semakin tertawa.
Aku tidak percaya aku benar-benar memikirkannya. Maksudku, Z dan aku terlalu muda untuk itu. Dan kami terlalu muda untuk bertunangan.
"Kook, kupikir kitalah yang harus memperbaiki semuanya. Ini salah kita, anak-anak jadi terkena media seperti itu karena kita adalah orang tua mereka." Ibu akhirnya berbicara.
Bibirku merengut mendengar kata-katanya. "Aku bangga menjadi putrimu, Bu. Terlepas dari batasan dalam hidup kami, aku senang kalian berdua adalah orang tuaku. Hanya saja, circumatancea tidak sama. Jadi, bukan salah Ibu jika kalian terkenal. Kami tidak akan di sini jika bukan karena kalian." Aku merespons.
Senyum lebar segera melintasi wajah Ibu. Aku melihat Ayah menyembunyikan senyumnya dengan memalsukan batuk serta menutupi bibirnya.
Itu benar.
Aku tidak akan pernah malu dengan orang tuaku. Beberapa anak rela mati untuk berada di posisiku. Dan terlepas dari apakah orang tuaku terkenal atau tidak, aku harus senang aku dibawa ke dunia ini.
"Maaf." Ayah memulai.
Ayah duduk di sampingku dan itu yang aku butuhkan. Aku langsung menerjangnya dan Ayah memeluk pinggangku.
"Ayah hanya sedikit terkejut tentang berita pernikahan dan Ayah takut. Hanya memikirkan tentang bayiku yang menikah membuat Ayah stres. Tapi, Ayah sadar kau akhirnya akan memiliki keluargamu sendiri. Ayah hanya berharap itu tidak terjadi sedini ini...."
Ayah memelukku kembali dan aku merasakannya mencium bagian atas kepalaku.
"Jadi, apakah itu berarti kau merestui Kim muda?" tanya Ibu geli.
Ibu juga duduk di sampingku dan bergabung dengan pesta pelukan kami.
"Belum. Meskipun Ayahnya selalu berusaha memajukan putranya padaku. Tss...." Ayah mendesis. "Tidak akan ada yang cukup baik untuk bayiku."
Aku mengangkat tatapanku dan tersenyum pada Ayah.
"Ayah, kau sadar bibi Jen mungkin benar-benar merasakan hal yang sama sepertimu? Bagi orang tua Z, aku mungkin juga tidak pernah cukup baik."
Ibu terkekeh mendengar kata-kataku.
"Bibimu, Jen, akan menerima siapa pun asalkan Z dan Y mencintainya. Tapi aku juga tidak yakin dengan kasus Elle. Jika Latch akhirnya jatuh cinta juga dengan sahabatnya, saat itulah Pamanmu, V akan menjadi gila."
Kami berdua tertawa mendengar apa yang dikatakan Ibu, meskipun Ayah akhirnya merengek.
Kami sibuk membicarakan Latch ketika Latch muncul di pintu depan. Dia terengah-engah, keringat membasahi wajahnya. Sepertinya dia baru saja keluar untuk jogging.
Alisnya berkerut melihat pemandangan di depannya dan itu membuatku tersenyum.
"Tolong, katakan padaku kalian tidak sentimental dan semua omong kosong itu, karena aku akan sangat tersinggung jika aku tidak termasuk. Apa apa dengan keluargaku ini?" Latch dengan drastis berseru sebelum berlari ke arah kami, menelan semua orang dengan pelukan jantannya.
"Yah! Kau bau sekali, Latch!" Aku menjerit dan tawanya menggema di seluruh ruang tamu.
Kami makan bersama, dan saat aku kembali ke kamarku, aku melihat banyak panggilan tidak terjawab dari yang lain termasuk Z.
Jadi, untuk mempermudah semuanya, aku masuk ke obrolan grup BlackTan dan memberi tahu bahwa aku baru saja mengobrol dengan keluarga.
"Bitch, kau baru saja memberiku serangan jantung. Aku pikir kalian berdua benar-benar akan menikah dan tidak diinformasikan."
Aku menertawakan kata-kata Zamara. Terkadang dia benar-benar tidak memiliki filter.
Setelah merespons, aku mengirim pesan teks kepada Z dan tidak lama kemudian, aku melihat namanya di ponselku yang menunjukkan bahwa aku menerima panggilan.
Aku duduk di kasur dan meletakkan punggungku ke sandaran kepala sebelum menjawab.
"Hei...." jawabku.
Aku mendengar Z mengembuskan napas panjang karena lega. Tawa lembut keluar dari bibirku.
"Aku baik-baik saja. Ayah ketakutan, tetapi itu tidak serius, oke?"
"Ibu juga ketakutan, tetapi lebih karena marah. Kau tahu Ibuku protektif." Z menyatakan.
Itu tidak bisa dipahami.
Kudengar, itu salah satu alasan mengapa dulu semua orang mengalami kesulitan besar dalam memperjuangkan Ibu dan Bibi kami yang lain karena Bibi Jen sangat protektif terhadap mereka.
"Tapi, Ayah bangga. Kurasa dia bahkan kecewa karena berita itu tidak nyata."
Kami berdua menertawakan apa yang Z katakan, pipiku juga memerah.
Aku mendengarnya batuk dari saluran lain, membuatku menarik napas panjang untuk menenangkan sarafku. Aku tidak percaya aku hampir berdebar seperti ini hanya karena aku mendengar suaranya.
Dan aku benci mengakuinya, aku sangat merindukan Z meskipun aku baru saja melihatnya tadi malam.
Z ada di sini semalam dan kami hanya di ruang tamu, berbicara. Ayah serius ketika dia bilang dia tidak suka Z berada di kamarku hanya berduaan.
"Aku merindukanmu, Sayang."
Kata-katanya keluar seperti bisikan, dan itu membuat seluruh tubuhku menggigil.
Geez...
Aku tidak pernah bisa terbiasa dengan ini.
***
Absen kuy?
Cuma pengen tau siapa aja yang fast read baca Marigold, hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIGOLD [Slow Update]
Fiksi PenggemarSecret Series 2nd #1 Jeon Mari Gold, anak pertama dari dua bersaudara. Putri dari pasangan paling kuat di Kpop... Marigold, si manis yang berapi-api... Dia menjalani kehidupan di mana orang-orang sekitarnya mencoba membanjirinya dengan berbagai perh...