Playing Now: Louder Than Bombs - BTS
***
Aku mendengus pada suara yang terus-menerus mengetuk pintu.
Siapa orang waras sialan yang mengetuk pintu pada jam yang tidak wajar ini?
Mataku menyipit saat aku mencoba membuka mata. Tapi kelopak mataku terlalu berat untuk bekerja sama, jadi daripada repot-repot bangun, aku membenamkan wajahku kembali ke bantal yang kupeluk sebelum benar-benar tertekan oleh suara yang mengganggu itu.
Namun itu bahkan tidak sampai sepuluh detik yang baik ketika ketukan mulai terdengar lagi.
"Marigold, sarapan sudah siap. Sudah lewat jam sembilan."
Mataku terbuka lebar ketika mendengar suara temanku. Saat itulah aku merasakan bantalku mulai bergerak.
Dalam keterkejutan, aku segera duduk di kasur, mata membelalak ketika aku memeriksa sekelilingku.
Ini adalah kamar yang sama dengan dengan kasur semalam ketika kami tiba.
Tapi kemudian aku teringat sesuatu, jadi aku berbalik ke kanan dan bibirku secara otomatis terperangah ketika mataku mendarat di posisi tidur Z. Dia tidur nyenyak sehingga aku terlalu takut untuk membangunkannya.
Kemudian, mataku melihat tubuhnya.
Sial, kenapa Z tidak memakai baju apa pun? Apa sesuatu telah terjadi?
Aku tidak lagi berpikir jernih karena hal berikutnya yang aku tahu, aku meraih selimutnya, bersamaan ketika mata Z mulai terbuka.
Dan ketika aku mulai menarik selimutnya untuk mengecek apakah Z telanjang di bagian bawah, saat itulah mata Z menyipit, terlihat kebingungan di seluruh wajahnya. Ketika aku melihatnya mengenakan celana di bawahnya, napas lega keluar dari bibirku.
Tawa lembut keluar dari bibir Z saat dia perlahan bergerak maju dan menarik tanganku sehingga aku bisa berbaring di kasur.
"Kau tahu, seorang gadis normal akan memeriksa dirinya sendiri terlebih dahulu jika dia merasa ada yang aneh, apakah dia mengenakan pakaian atau berteriak."
Aku merasa Z melingkarkan tangannya di sekelilingku dan bibirku mengerut ketika menyadari realisasinya.
"Bagaimana kalau aku memang telanjang di bagian bawah?" Z mencubit pipiku dan aku mendengus.
Aku masih bisa mencium aroma cologne-nya dan itu membuatku merasa hangat untuk beberapa alasan.
Aku merasakan Z meringkuk lebih dekat dan aku memejamkan mata.
Ya, mengapa aku tidak berpikiran ke sana?
Tenang sedikit, aku mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Meskipun begitu mabuk, aku bisa dengan jelas ingat Z datang dan duduk bersama kami untuk minum sesudahnya.
"Kau masih bau alkohol, Mari. Ya ampun," godanya.
Aku mencoba menggeliat keluar dari lengannya dan Z meledak tertawa.
Akhirnya, Z melepaskanku dan berdiri langsung menuju ke kamar kecil.
Bagaimana Z akhirnya tidur di sini? Di mana teman sekamarku?
Mengangkat bahu, aku turun dari kasur juga dan memperbaiki selimut. Aku menggelengkan kepala sedikit ketika menyadari bahwa Z bahkan tidak repot-repot menggunakan ranjang yang lain dan memilih tidur bersamaku.
Aku bersumpah, Z selama ini hanya menyangkal bahwa aku memang sahabatnya, tetapi Z telah menerima kenyataan itu diam-diam dengan sepenuh hati.
Setelah merapikan kasur, aku menuju ke koperku dan mengambil baju hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIGOLD [Slow Update]
FanfictionSecret Series 2nd #1 Jeon Mari Gold, anak pertama dari dua bersaudara. Putri dari pasangan paling kuat di Kpop... Marigold, si manis yang berapi-api... Dia menjalani kehidupan di mana orang-orang sekitarnya mencoba membanjirinya dengan berbagai perh...