BAGIAN 3: A Strange Feeling

1.1K 88 2
                                    


"Oke, siapa di antara kalian yang mengatur ini?" Ashton merengut sementara kami semua duduk di sofa.

Dia mondar-mandir karena beberapa dari kami menempati sofa. Saat ini, kami semua berkumpul di ruang tamu, tepatnya ruang tamu kamar Ashton.

Keparat ini memiliki ruang tamu di dalam kamarnya yang menakutkan, ini adalah hasil dari tunjangan menjadi yang pertama dari generasi kami. Semua paman kami telah memanjakannya ketika masih hanya dia dulu. Dan kemudian Alexander lahir, lalu Zamara. Sisanya kemudian lahir seperti lalu lintas.

"Mengapa kau repot-repot bertanya? Sudah pasti Y, atau Latch." Aku mencibir.

Mataku menangkap bagaimana Ashton memandangku dengan waspada. "Atau mungkin juga Zamara." Aku menambahkan dan aku ingin memutar mata ketika melihat betapa cepatnya ekspresi Ashton berubah.

Dasar sialan kecil yang menggemaskan.

Y menertawakan apa yang aku katakan ketika dia berbaring di sofa, melemparkan bola yang sudah diremasnya ke atas dan menangkapnya.

Kaki Y bertumpu di pangkuan Dimitri yang hanya membaca buku, khas anak paman Namjoon.

"Aku tidak melakukannya. Kenapa aku mau repot-repot mengatur kerumitan seperti itu?" Y menjawab, seringai terbentuk di bibirnya.

Aku sedikit menyandarkan kepalaku ke bahu Z, dan merasakan dia menyesuaikan diri di kursinya agar aku merasa nyaman.

Sambil menggumamkan terima kasih kecil yang hanya bisa didengarnya, aku mengangkat kakiku dan mengistirahatkannya sofa.

Aku tahu mengapa Ashton menjadi pemarah.

Ini hari Jumat pertama di bulan ini, dan inilah saat-saat di mana masing-masing keluarga kami akan menemukan waktu untuk makan dan berkumpul.

Sekarang sudah lewat jam 8 malam dan kami masih menunggu yang lainnya.

Menurut bibi Chaeyoung, seseorang telah mengajukan diri untuk menyelenggarakan pesta untuk anniversary Bangtan.

Maksudku, penggemar ayah kami masih merayakan anniversary Bangtan bahkan sampai sekarang, tetapi kami juga merayakannya dengan keluarga. Meskipun ini akan menjadi waktu yang tepat karena kami akan menjadi satu-satunya pengorganisasian, dan paman Hope begitu bersemangat.

Aku bertanya-tanya siapa orang yang sudah mengajukan ide itu.

Sebelumnya, kami hanya makan di halaman belakang dan berdiam sementara tuan rumah keluarga menyiapkan segala hal, tetapi jika mereka mulai lelah, mereka meminta kami melakukan pekerjaan sementara mereka mengerjakan sendiri.

Jadi, kami masih berkumpul di rumah keluarga tertentu, kali ini giliran Bibi Chaey. Saat ini kami--para anak-anaknya--berhimpun di kamar Ashton sementara para orang tua tinggal di halaman belakang, mungkin sedang minum.

"Aku kelaparan." Elle berujar. Dia sedang duduk di lantai berkarpet, memainkan beberapa game dengan Latch yang mengenakan sebuah snapback.

"Kau mengatakan itu karena aku mengalahkanmu dalam game ini."

Elle segera meraih bantal di sampingnya dan memukul tepat Latch di wajah, tawa lembut keluar dari bibirku.

"Bertarunglah." Aku bergumam dan Latch berbalik untuk memelototiku, dan Elle kembali memukuli wajahnya.

"Fokus, idiot." Elle menggeram.

Aku yakin, Elle adalah kekuatan yang harus diatasi Latch di masa depan.

"Di mana Louise?" Y bertanya dan aku tersenyum malu-malu. Aku menyaksikan dia perlahan duduk tegak dan membuka kakinya, seringai menjengkelkan muncul di wajahnya.

MARIGOLD [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang