BAGIAN 2: The Best That I Have.

1.6K 111 9
                                    

Playing Now: VERIVERY - My Beauty (Extraordinary You Ost)

***

"Hei, Gold."

Bibirku secara otomatis mengerut ketika  merasakan sebuah lengan menumpu di pundakku. Aroma parfumnya akrab di hidung--aroma yang tidak terlalu kusukai.

Tanpa menoleh, aku sudah bisa menebak pelakunya.

Alih-alih menoleh, aku langsung menyodorkan buku-buku yang kubawa kepadanya dengan agak paksa sehingga membentur dadanya, suara pekikan keluar dari mulutnya.

Meskipun demikian, dia masih menerima dan membawa buku-bukuku seperti yang selalu dilakukannya ketika bertemu aku.

"Apa yang membuatmu marah sepagi ini?" Y bertanya dan aku hanya mendengus.

"Latch membawa pergi mobilku." Aku menggertakkan gigi dengan jengkel. "Suatu hari aku akan membunuhnya dengan tangan kosong." 

Tawa Y bergema di sepanjang lorong, membuatku menggaplok bahunya dengan kesal.

Sepanjang langkah yang kami ambil, banyak siswi yang menatap. Orang-orang selalu menatap kami, adalah sesuatu yang sudah biasa bagi kami.

Mereka selalu melakukannya karena bagi mereka, kami bukan hanya siswa biasa. Kami adalah anak-anak yang--istimewa.

Mereka tidak tahu saja--

"Jadi itu sebabnya Z sangat pemarah pagi ini. Dia berjalan seperti zombie ke mobilnya ketika dia bahkan tidak ada kelas hari ini."

Aku memutar mata dan merengut pada Y setelah tahu maksud ucapannya.

"Apakah kau berharap aku akan membangunkan ayahku dan mengantarku ke sekolah? Itu sama saja seperti aku membawa ayahku ke ranjang kematiannya sendiri," kataku kesal. "Kau tahu sendiri, kan, bagaimana orang-orang masih tergila-gila dengan Bangtan bahkan sampai sekarang."

Sebelum Y bisa menanggapi ucapanku, Y menarikku lebih dekat ketika gerombolan mahasiswa baru tiba-tiba keluar dari sebuah ruangan, semuanya tampak keletihan.

Aku harus menghentikan diri dari menggeram karena, mengapa tidak?
Mungkin aku tidak bisa mengampuni anak-anak ini dengan keangkuhanku.

Salah satu mahasiswi hampir tergelincir dan  Y secara refleks cukup cepat untuk menahannya.

Mahasiswi itu langsung terfokus pada Y, matanya sedikit melebar, reaksi yang tidak benar-benar baru di mataku.

Ahh, anak malang.

Y, meski aku benci mengakuinya, memiliki efek semacam--seperti Z, Latch, dan Xander--membuat mata tidak bisa berhenti menatapnya.

Meskipun tipe-tipe gadis mereka berbeda, tetap saja banyak siswa perempuan tergila-gila pada mereka. Atau bisa kukatakan, mereka most wanted di kampus ini.

Bahkan, Dimitri sudah punya banyak pengagum sejak berusia enam tahun.

Aku menyaksikan wajah mahasiswi itu merona, bibirnya terbuka sedikit, dan beberapa teman sekelasnya menyadari apa yang baru saja terjadi.

Suara beberapa gadis memekik histeris, yang terdengar menjengkelkan di telingaku. Namun, aku hanya berdiri diam menyaksikan pemandangan menyebalkan di depanku.

Seperti biasa...

Dan seperti skenario yang lalu-lalu, gadis di depan kami ini tanpa daya membuka bibirnya, lalu menutupnya lagi, tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Dan Y, meskipun dia dikenal mengintimidasi, tetap saja memiliki hati yang lembut. Itu karena paman V yang berusaha dengan baik sehingga si kembar terbiasa memperlakukan gadis-gadis dengan sangat lembut dan penuh hormat.

MARIGOLD [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang