Gue gatau bisa update kapan lagi. soalnya hari senin udh masuk sekolah hehehhehe
tp gue usahain buat nyempetin update kok hehehhe.
vote commentnya guys
•°°•°•°•°•°°•°•
"Semalem gue mimpi digebukin orang."
Jevan melirik kearah Genta. Hanya melirik. Karena Jevan malas menanggapi hal konyol yang akan dikatakan Genta.
Tapi Helga rupanya tertarik. Gadis itu baru datang, membawa empat gelas jus strawberry dan segelas es coklat kesukaannya.
"Kenapa? Lo nyolong ya?" Tanya Helga.
Lagi-lagi Jevan melirik. Cowok itu akan melihat sifat normal Helga saat berada dirumah gadis itu. Ya, mereka sedang berada di rumah Helga, lebih tepatnya kamar Holga.
"Gatau ya, tiba-tiba di keroyok. Terus yang terakhir tuh kayak tendangan maut." Genta melirik Holga yang masih terlelap. "Gue sempet ngeliat Holga sebelum orang yang gebukin gue itu nendang gue. Terus badan gue rasanya remuk semua."
"Ahahhaha anjir, itumah bukan mimpi!" Marvin keluar dari kamar mandi. Rambutnya masih basah karena habis mandi.
Semalam Jevan, Genta dan Marvin menginap dirumah Holga. Jadi pagi-pagi sekali, kamar Holga sudah ramai diisi manusia kurang kerjaan itu.
"..gimana?"
"Semalem tidur lo kayak gangsingan, makanya si Holga nendang lo sampe jatoh." Jelas Jevan setelah lama diam.
"Anj! Kurang ajar lo, anjerrrr!!" Genta emosi, sontak menendang Holga yang masih terlelap hingga cowok itu tersungkur ke lantai dengan tidak estetiknya.
"Gempa bumiiii!! Mamahhhh ada gempaaa!!" Seru Holga.
"Si begoooooo!!" Helga melempari bantal kearah Holga. "Bangun! Bantuin nyuci. Hari ini jatah lo, ya!"
"Ahahahhahaha!"
"Diem lo!" Sentak Helga, membuat Marvin berhenti tertawa. "Itu diminum jusnya. Sarapannya nunggu mbak Rini aja ya, gue gabisa masak."
"Mau kemana?" Marvin menahan lengan Helga.
"Nyuci baju."
"Mau dibantu nggak?"
Helga memutar bola matanya malas. "Gausah modus bisa?"
"O-okay." Untuk yang kesekian kalinya Marvin ditolak Helga.
Dari sekian banyaknya manusia yang berinteraksi dengan Helga, Helga akan selalu bersikap ketus pada Marvin. Entah dendam apa yang disembunyikan Helga pada Marvin.
"Masalah lo sama Helga apasih nyet?" Holga sudah sadar dari kesetresan nya.
Marvin mengedikkan bahunya. "Gatau."
"Halah, orang bego mah kalo ditanya pasti jawabnya gatau."
Holga menunjuk kaca kamarnya. "Itu kaca disebelah sana, Ta."
"..buat apa?"
"Buat ngaca, ngeliat mirrornya orang bego yang ngatain orang lain bego."
Genta melotot. "Anjing lo, maju siniii!!"
Holga langsung lari kearah balkon. Tapi rasa terkejutnya kian menambah saat melihat seorang gadis yang menaiki pagar pembatas balkon.
"Woii lo ngapainnn?" Seru Holga.
Genta baru datang, berdiri disamping Holga. "Lee, lu kalo ada masalah bisa di bicarain baik-baik Lee. Nggak gini caranya..."
"Bener, lo kalo udah muak musuhan sama gue, gue bisa ngalah. Tapi nggak dengan bunuh diri juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Neighbor Enemy [end]
Teen FictionKarena masalah gaun terbang milik mamahnya, Holga harus berurusan dengan gadis menyebalkan yang tak lain adalah tetangganya sendiri, Ailee. Mau tak mau, Holga harus bisa mengambil hati Ailee agar gadis itu dengan suka rela mau mengembalikan gaun ma...