"Si begoooo, rumus Phytagoras tuh gak selalu di jumlah ya njing, gini-gini gue tuh gak sebodoh yang lo pikir!"
Ailee memijat kepalanya. Mendengar ocehan Sheva membuat kepalanya pening sendiri. Nasib buruk dirinya harus berkelompok dengan Jevan. Awalnya Ailee senang-senang saja saat tau kelompoknya adalah Sheva. Tapi Jevan malah ikut bergabung.
Ailee kesal! Jevan ini sebenarnya nggak bodoh-bodoh banget. Peringkatnya masuk sepuluh besar dikelasnya. Tapi kenapa cowok itu malah pura pura bodoh?
Ah, sepertinya Ailee tau. Jevan bermaksud untuk menarik perhatian Sheva. Ailee--
"Lee? Kok gak bilang ada kerkom?"
Ailee menoleh. Mendapati Holga yang sudah duduk di sampingnya. "Situ Siapa? Emang harus ijin ke lo dulu gitu?"
"Ya jelas, lo kan berangkat bareng gue. Pulangnya ya harus bareng."
"Lo duluan aja, gue masih mau disini."
Suasana perpus cukup sepi, padahal biasanya tim literasi sekolah selalu berkunjung ke perpus sepulang sekolah. Tapi entah mengapa kali ini berbeda.
"Gue tunggu deh."
Ailee membiarkan. Mau menolak pun, Holga tetap ngeyel.
"Awas aja lo, udah sampe akar tujuh dua, gabisa ngitung lagi gue kick dari kelompok gue," Kata Sheva kesal sendiri.
"Iya iyaaa, jawabannya enam akar dua." Balas Jevan.
Sheva mengangguk. "Bagus, kerjain tuh semuanya. Gausah pura-pura bodoh," Cecar Sheva. Gadis itu mengemasi alat tulisnya, karna hanya Jevan yang belum menyelesaikan tugas jatahnya.
"Gue ada gosip baru," Kata Sheva memecah keheningan. "Ada anak baru, kelas sepuluh. Ganteng banget njing!"
Mendengar itu, Jevan langsung melirik. Tentu saja tak luput dari pandangan Holga.
"Serius?" Ailee nampak antusias. "Tapi gue gasuka berondong. Minimal yang seumuran lah,"
Holga langsung berdehem pelan. Seolah merasa dirinya lah yang paling pantas. "Contohnya gue gitu?"
"Narsis lo,"
Sheva memilih tak ikut menanggapi perdebatan Ailee dan Holga. Jiwa ghibahnya sudah meronta. "Namanya Cendana, dia hobinya basket. Di sekolah yang sebelumnya dia juga sering dapetin juara. Anak tunggal--"
"Sumpah ya udah kayak detektif lo," Sela Jevan.
"Lo diem njing, gue lagi jelasin iniiii.."
"Tunggu-tunggu, Cendana? Gue kayak pernah denger nama itu. Tapi dimana ya?"
Holga yang langsung menangkap ucapan Ailee pun berdecak pelan. "Alahh gausah dipikirin, ga penting! Kalo udah selesai mending langsung pulang aja."
Setelah Holga menutup mulutnya, suasana hening. Dengan tatapan yang berbeda-beda, mereka memusatkan atensinya pada Holga.
"Gue duluan ya guys.." Ailee meraih tasnya. Kemudian segera menarik tangan Holga, mengajaknya keluar perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neighbor Enemy [end]
Teen FictionKarena masalah gaun terbang milik mamahnya, Holga harus berurusan dengan gadis menyebalkan yang tak lain adalah tetangganya sendiri, Ailee. Mau tak mau, Holga harus bisa mengambil hati Ailee agar gadis itu dengan suka rela mau mengembalikan gaun ma...