[28]

140 12 3
                                    

"Kan gue udah bilang sebelumnya, kita yang dapet tugas ya harus tanggung jawab. Kalo gini mau diulur gitu? Dipikir acara dia yang biayain."

"Udah, jangan marah-marah."

"Gue ga marahin, cuma ngasih tau aja. Biar mereka belajar bertanggung jawab." Ujar sang ketos. "Terus tuh anak masih gabisa dihubungi?"

"Gabisa kak. Maaf, aku gatau kalo jadi kayak gini..."

Sheva menghela nafas saat melihat video yang terputar barusan dari ponselnya. Video permasalahan OSIS yang dikirim dari salah satu akun anonim. Meski Sheva yakin akan viral dan menghasilkan cuan untuknya, Sheva masih berfikir dua kali.

Sejak Ailee yang memperingati nya soal privasi manusia, Sheva jadi berfikir dua kali untuk memosting video di akun lambe nya. Kalau video itu merugikan salah satu pihak, Sheva akan mengurungkan niatnya. Sheva juga sudah menghapus video-video yang dulunya viral di feed instagram nya. Video yang menurutnya menimbulkan bullying cyber dari komentar-komentar yang ditulis netizen.

Sheva juga masih memikirkan mental seseorang yang tercantum dalam video tersebut.

Gadis itu kembali menscrool notifikasi dm instagram nya. Ada satu yang menarik perhatiannya. Salah satu akun bernama cathezz mengirimnya video. Dimana video tersebut menampilkan beberapa orang dengan jersey yang sangat Sheva kenali.

Itu adalah tim basket putra angkatan kelas duabelas. Ada Genta, Jevan, dan Marvin. Juga coach yang sedang berbicara.

"Sesuai keputusan kepala sekolah, saya akan menunjuk Cendana untuk menggantikan kapten basket, Marvin."

"Kenapa nggak kelas sebelas dulu aja, coach?"

"Bukannya itu turun temurun ya?"

Coach nampak menghela nafas. "Itu keputusan kepala sekolah. Mengingat banyaknya masalah yang telah ditimbulkan anak kelas sebelas, mungkin itu pemicu kepala sekolah jadi berfikir dua kali."

"Jadi, selamat untuk Cendana."

Mereka bertepuk tangan dan saling memberi selamat untuk Cendana.

"Keren juga ini," Kata Sheva. "Tumben banget nggak dikirim lewat akun anonim."

Sheva mengernyit kecil. "Cantik gini, astagaa. Baru tau ada anak kelas sepuluh secakep ini. Eh?? Udah ada cowok?"

Matanya memicing, memperhatikan satu postingan, dimana ada foto cathez bersama seorang cowok. "Oh, anak kelas sebelas toh pacarnya. Si Valeron anjir!!" Sheva memekik tertahan.

Menutup mulutnya, agak syok. "Sumpahhh si Valeron udah ada cewek? Nih postingan udah setahun yang lalu anjir, gila ya, baru tau gue."

"Eh, tapi si Valeron kan anak basket... Kok aneh gini ya?"

"Oi, Shev!"

Sheva tersentak. Segera mematikan layar ponselnya. "Kenapa?"

"Buruan ganti, anjir. Bu Rena udah dateng," Pinta teman se ekskul baletnya.

"Oke," Balas Sheva lalu mengambil baju ganti di dalam tas. Sebelum memasukkan hpnya ke loker, Sheva sempat membalas pesan Ailee terlebih dahulu.

Neighbor Enemy [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang