Bagian-25

1.8K 61 0
                                    

"Mau rasa apa?"

"Seterah"

"Yaudah,rasa coklat ya?"

Pemuda yang mengenakan seragam olahraga itu beralih pada penjual eskrim yang sudah menunggu apa yang ingin mereka pesan sedari tadi.

"Pak,rasa coklat-"

"Eh rasa vanilla aja deh."

Leo menghela nafas panjangnya menatap malas pada gadis yang mengenakan seragam putih abu-abu yang tengah tersenyum sumringah tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Mengacak surai sang gadis,"dasar cewek labil!" Ujarnya,kemudian beralih pada pedagang eskrim itu.

Sambil menunggu Leo yang tengah membeli eskrim Nayya berjalan dengan gontai menuju bangku panjang yang tak jauh dari kedai eskrim tersebut. Tatapan gadis itu kosong,melihat keadaan sekitar yang terlihat sangat sunyi hanya terdengar suara desiran angin yang saling berhembusan.

Mood nya saat ini sedang tidak bagus. Perasaan nya gundah pikiran nya melayang entah kemana tak berada ditempat.

"Nih"

Kepala Nayya menoleh pada tangan kekar Leo yang menyodorkan eskrim rasa vanilla dengan senyuman hangat yang selalu dia perlihatkan. Dengan malas,dia mengambil eskrim tersebut seraya tersenyum tipis. Sangat tipis sampai Leo pun tak menyadari akan senyuman tersebut.

Hari ini Leo sedang tak ingin menganggu gadis itu. Dia tahu bahwa saat ini perasaan gadisnya sedang tak bersahabat. Memilih memakan eskrim tersebut dengan tatapan menerawang entah kemana.

Saat ini mereka sedang berada diluar sekolah. Tepatnya kedai eskrim yang tak jauh dari sekolah nya. Itu semua Nayya yang meminta,dia sedang tak ingin berada dilingkungan sekolah. Terutama berada disekitar sahabat-sahabatnya.

"Meleleh itu.." Tangan bebas Leo menyeka eskrim yang mencair pada tangan Nayya. Membuat sang gadis menyadari akan hal tersebut. Gadis itu langsung melahap habis eskrim berserta dengan cone nya hingga mulutnya penuh.

Leo hanya tertawa kecil.

Tangan nya masih setia membersihkan sisa eskrim yang mengotori tangan serta bibir sang gadis dengan tisu.

"Jangan dipendam,nggak bagus." Ujarnya,menatap netra Nayya dengan lekat.

Gadis itu mencoba untuk menelan eskrim yang masih memenuhi mulutnya,kemudian menggeleng singkat. Lagi,Leo menghela nafasnya pasrah lantaran gadisnya yang hingga kini belum mau menceritakan apapun padanya. Sejujurnya,tanpa gadis itu bercerita dia sudah tahu mengenai hal ini. Namun,dia ingin mendengarkan keluh kesah dari mulut gadis itu sendiri.

Pemuda itu tersenyum hangat menatap lekat netra sang gadis,tangan kekarnya meraih tangan mungil gadisnya,kemudian menggenggam tangan itu erat.

"Melepaskan seseorang yang udah bertahan lama sama kita emang nggak gampang. Apalagi seorang sahabat yang udah kita anggap kaya keluarga sendiri. Aku tahu,ini semua nggak gampang buat kamu. Begitu juga nggak gampang buat aku. Aku yakin mereka hanya butuh waktu buat sendiri. Tanpa kita ataupun lainnya. Biarkan untuk sementara waktu itu mereka berargumentasi dengan dirinya sendiri. Tapi,kalau suatu waktu dia butuh kita,jangan ditolak dengarkan semua keluh kesah yang mereka rasakan. Itu gunanya seorang sahabat."

Nayya terdiam. Wajahnya sudah basah lantaran air mata yang keluar entah sejak kapan membasahi wajahnya. Tanganya menggenggam erat tangan prianya.

Seperkian detik kemudian,tubuh mungil itu sudah berhambur dalam pelukan hangat prianya. Menangis sekuat mungkin dalam pelukan itu membuat bahunya gemetaran. Seperti rasa lelah yang dia rasakan saat ini hilang secara perlahan.

MY POSSESIVE BOYFRIEND!![TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang