"Mamah tinggal kedalam dulu ya," Ujar wanita paruh baya itu. Dia beringsut dari atas sofa sambil tersenyum simpul pada kedua remaja yang tengah menonton televisi.Diruang tengah yang sunyi ini menyisakan kedua remaja yang sama-sama fokus pada film yang sedang diputar. Keduanya larut akan alur film kartun tersebut. Hanya sesekali mereka berdua sama-sama terkekeh pelan oleh aksi lucu kartun itu.
Clara duduk di sofa bersandar pada dada bidang Aldi yang dibalut sweater katun hitam. Tangan kekar Aldi pun merangkul bahu mungil gadis itu. Keduanya larut akan kebersamaan yang menyamankan ini.
Malam ini pria bersurai kehitaman itu datang kemari untuk makan malam bersama keluarga mereka. Tentu saja hal itu atas permintaan Clara yang tak bisa ditolak. Setelah makan malam selesai,mereka memutuskan untuk menonton film kartun bersama. Mereka pun berbicara ringan hal random.
Filmnya pun habis,gadis itu mematikan televisi yang langsung memutar film lain. Dia membenarkan posisi duduknya dan tidak bersandar pada dada bidang itu lagi. Aldi menatap gadisnya yang terlihat ingin mengatakan sesuatu namun ragu.
Aldi tersenyum teduh,diusapnya surai kehitaman milik Clara,"ada yang mau kamu ceritakan,hm?" Tanyanya dengan suara yang sangat lembut.
Clara menggenggam erat tangannya sendiri,dia menghindari kontak mata dengan pria itu pada objek lain disekitarnya. Setiap bibirnya terbuka ingin mengatakan sesuatu namun kembali terjatuh tanpa alasan yang jelas.
Menghela nafas panjangnya sambil membalas tatapan sang pria,membuat Aldi menautkan kedua alisnya melihat ekspresi wajah tegang sang gadis.
"Tadi Davin kesini dia-"
"Dia mau ngedeketin kamu lagi?" Aldi berdiri ditempat menatap murka pada sekelilingnya yang hanya terdapat perabotan rumah.
Gadis itu menarik ujung baju sang pria agar kembali duduk,dia menggeleng kukuh menatap pria itu penuh keyakinan. Semua yang dikatakan pria itu adalah salah.
"Dia kesini mau minta maaf,bukan mau ngedeketin aku kamu jangan negatif dong." Protesnya sambil mengerutkan bibir yang justru membuat Aldi lantas mencubit gemas pipi tembamnya.
Dia tersenyum teduh,"soal sandiwara itu,ya? Aku udah tau kok bahkan sebelum kamu tau itu,"balasnya,tangan kekarnya menepuk-nepuk pelan puncuk kepala Clara.
Clara memundurkan tubuhnya beberapa meter dari Aldi,dia menyorot tajam pada pria yang terlihat bingung itu,"kamu udah tahu semua itu? Kenapa ga cerita,aku minta kamu ceritakan apa yang kamu tahu sekarang?!" Titahnya tak bisa dibantah.
Aldi terkekeh pelan dia mendekatkan kembali duduknya dengan sang gadis,digenggamnya pergelangan tangan mungil itu,"Leo yang kasih tahu aku tentang sandiwara yang mereka buat,awalnya sih aku ga percaya dengan apa yang Leo bilang karena aku pikir Devina itu saudara aku dia ga mungkin ngelakuin hal sejahat itu,iya kan? Tapi,setelah Leo ngasih bukti rekaman cctv baru aku percaya," jelasnya.
Gadis yang mengenakan pakaian santai itu nampak terlihat terdiam sejenak,dipandangnya netra hitam milik Aldi yang terlihat penuh keyakinan. Dia masih belum mengerti dengan penjelasan Aldi yang tidak secara rinci itu.
Apa tadi katanya,rekaman cctv? Maksud dari rekaman itu apa? Selama gadis itu memejamkan mata dan terbaring lemah di bangsal rumah sakit banyak sekali peristiwa-peristiwa yang tidak mengenakan terjadi disana.
Peristiwa yang sedikit demi sedikit akan terungkap secara rinci.
"M-maksudnya apa sih? Aku ga ngerti sama semua ini?" Tanyanya menuntut. Terlihat jelas sekali gadis itu sedang dibuat bingung dengan apa yang terjadi selama dia tak sadarkan diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE BOYFRIEND!![TAHAP REVISI]
Roman pour Adolescents[Tahap Revisi!Cerita sudah tamat] [Yuk follow dulu sebelum baca] Ini kisah masa putih abu-abu Clara Aldi dan juga para sahabat. Kisah seorang pria dingin bernama Mahendra Aldiansyah Reyhano yang memiliki cinta pertama sekaligus pacar pertama seorang...