🎮 Memberi dan Membantu

24.5K 801 65
                                    

ps: part sebelumnya sudah mencapai 50vote, sesuai janji saya akan melanjutkan cerita. Selamat membaca.

***

Galang menggeleng mencoba menghilangkan lamunan, masih saja ingatan berputar pada ulahnya semalam, dia tidak menyangka bisa senekat dan seberani itu. Pertama kalinya tangan itu menggerayangi tubuh pria kekar, sampai memainkan puting, mengabsen perut six pack dan parahnya mengelus juga memijit kontol yang masih membuatnya penasaran dengan wujudnya. Galang masih tidak percaya bisa melakukan hal itu, dia gembira dan puas karena rasa penasaran yang terpendam sedikit terobati, namun lebih merasa takut dan menyesal karena dengan berani dan terlalu cepat melakukannya. Dia merasa harus lebih sabar dan hati-hati.

Sialan! Pakai acara ngaceng lagi, Batinnya kesal lalu duduk di trotoar menenangkan diri.

Galang mengambil napas panjang lalu menghembuskan perlahan, diulanginya beberapa kali sambil mengalihkan pikiran dari bayangan Irwan. Dia mencoba menenangkan diri terlebih menidurkan kontolnya kembali. Cara tersebut sering dia gunakan dan ampuh menghilangkan pikiran mesumnya, seperti di pagi ini saat dirinya sedang asyik jogging. Merasa cukup tenang dan aman, dia kembali melanjutkan aktivitas olahraga pagi.

Badan sudah basah berkeringat juga mulai letih, Galang memutuskan kembali ke kost. Seperti biasa depan kost ramai motor terparkir, sudah tidak terkejut karena mereka adalah para tetangga yang ingin membeli sarapan. Bu Minah, sang Ibu kost mempunyai usaha kecil berjualan nasi dengan berbagai lauk dan sudah tidak diragukan lagi kenikmatannya, termasuk Galang yang begitu menyukai ayam rica-rica buatan Ibu kost-nya itu.

Galang tersenyum menyapa beberapa Ibu-Ibu yang sibuk mengantri sambil ngerumpi, saking ramainya Galang bisa melihat Pak Danang, suami Bu Minah ikut membantu di sana. Melihat dua pemilik kost membuat Galang teringat Irwan, sosok yang saat dia bangun tadi masih nyenyak tertidur dengan dengkuran seksi yang membuat Galang takut lupa diri. Bagaimana tidak? Posisinya menantang, terlentang dengan lengan dan kaki menimpa Galang, belum cukup itu saja, bagian selangkangan pagi tadi nampak menggunung tinggi, begitu menggiurkan untuk diraba, dibuka dan diemut benda di dalamnya.

Sialan. Galang menggeleng mengambil napas panjang dan segera menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Sementara Irwan mulai terusik, dia belum menyadari jika berada di tempat lain, bukan lagi kamarnya yang ada di kampung. Tidurnya begitu nyenyak dan nyaman berbeda dari biasanya, kasur dan bantal begitu empuk, suasanya kamar juga harum dan sejuk membuatnya enggan membuka mata dan memilih membalik badan menjadi tengkurap. Namun keadaan yang tidak biasa itu mengganggunya, hingga segera Irwan bangun, mengumpulkan kesadaran sambil menguap lebar lalu menatap glass block yang menempel di dinding diterangi cahaya.

Sudah pagi?

Irwan melihat sekitar dan sadar saat ini dirinya tidak di rumah, lanjut dia menatap samping dan terkejut tidak menemui sosok Galang. Dia segera bangkit, menengok dapur namun sepi lanjut berjalan menuju pintu. Pelan dia memutar gagang pintu dengan tangan kanan yang ternyata tidak terkunci lalu menariknya pelan sambil menguap lebar dan memejamkan mata sementara tangan kiri menggaruk selangkangan.

Galang yang ada di depan pintu dan hendak membukanya terkejut, semakin terkejut dengan aktivitas seseorang yang berdiri di sana. Dia meneguk saliva dengan pandangan fokus pada tangan kiri Irwan yang masih sibuk menggaruk selangkangan dengan bukit besar di sana.

Sialan! Gede kayaknya.

Beberapa detik setelahnya giliran Irwan yang terkejut mendapati sosok Galang.

"Ngagetin aja bro," keluhnya.

Galang tersenyum, "Baru bangun bang?"

"Iya bro," jawabnya sambil menaikkan dua tangan di atas kepala, meregangkan otot-otot tubuh membuat dua ketiak dengan rambut rimbun terekspos juga bukit di celana itu semakin nampak jelas.

Main Bareng Bang Irwan (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang