🎮 Legendary! - Akhir dari Keputusan.

10.5K 735 183
                                    

Update!
Main Bareng Bang Irwan.
Jangan lupa vote dan selamat membaca.

*

Keesokan harinya...

Salat subuh berjamaah di masjid mengawali rangkaian aktivitas mereka. Lanjut keduanya sudah siap dengan setelan olahraga guna menyibukkan diri dengan kegiatan jogging pagi. Momen bersama hanya berdua seperti ini selalu dinantikan oleh Irwan, hingga dia tidak bisa menyembunyikan rasa gembiranya.

Kurang lebih empat puluh lima menit mereka habiskan untuk kegiatan jogging di area yang tidak terlalu jauh dari kost, sudah cukup rasanya dengan hasil keringat membasahi tubuh pun kaus. Akhir-akhir ini mereka juga ada aktivitas bersama pula yang mereka lakukan, yaitu sarapan bersama. Lagi-lagi, Irwan tidak bisa menyembunyikan rasa gembiranya. Namun apakah hari-hari mereka hanya dihabiskan dengan sibuk berdua saja dan selalu gembira? Jawabannya tidak.

Tubuh sudah bersih dan wangi, Irwan memasukkan kemeja dan celana formal untuk bekerja ke dalam tas, sementara dirinya kini hanya mengenakan kaus dan celana kolor saja. Dia sudah siap menjalani rutinitas sehari-harinya lalu bergegas berangkat sebab pagi ini dia harus mencuci mobil majikan terlebih dahulu.

"Berangkat pagi Bang?" tanya Galang yang bersiap-siap untuk mandi namun berhenti di depan kamar ketika melihat Irwan yang sudah menggendong tas punggung ukuran sedang.

"Iya, mau nyuci mobil dulu soalnya," jelas Irwan sambil menyimpan sepatu di kantung plastik.

Galang tersenyum melihat penampilan Irwan. "Pakai sempak enggak itu?" godanya.

Irwan berdecak lalu sedikit menarik kolornya dan memperlihatkan karet sempak yang dia gunakan.

"Pakailah," jawabnya tak terima membuat Galang tertawa. "Sana buruan mandi."

"Iya, siap." Jawab Galang mantap.

"Hari ini jadwal ngajar anak IPS 2, kan? Semangat ya," Irwan mencoba menyemangati Galang.

Ternyata ada lagi yang dihafal oleh seorang Irwan, yaitu jadwal mengajar Galang. Mulai dari Senin hingga Jum'at serta jam mengajar dia sudah mengingatnya.

Galang tersenyum. "Iya Bang, harus ekstra semangat kalau urusan sama mereka."

Irwan ikut tersenyum. "Hari ini berangkat sendiri enggak papa, kan?"

"Enggak papalah."

"Aku duluan ya."

"Hmmm, hati-hati Bang," jawab Galang diikuti senyum lalu Irwan beranjak menuruni tangga.

Meski sebenarnya dia ingin dan tentunya merasa senang ketika berangkat bersama dengan Galang. Namun berbeda cerita sewaktu selesai bekerja, untuk itulah Irwan kadang harus mengurungkan niat untuk mengajak Galang berangkat bersama menggunakan satu motor saja. Sebab bukan Irwan yang mengantar pulang, kadang ada orang lain yang mengantarnya.

Itu adalah salah satu dari rangkaian momen yang membuat Irwan tidak gembira, dia selalu kesal dengan gejolak dan gemuruh hebat menyesakkan dada.

Sesampai di halaman garasi Irwan mendongak, menatap kamar kost di lantai dua itu.

Apa memang tidak ada cara lain? Kenapa cara terakhir harus berpisah?

*

Hari Jum'at, orang mengenalnya sebagai hari pendek, meski masih sama sehari nilainya 24 jam. Namun memang terasa begitu, kala hari Jum'at waktu cepat berlalu. Salah satu yang merasakan hal itu adalah Irwan, tanpa terasa posisi matahari sudah di atas kepala menemaninya yang selesai dari salat Jum'at.

Main Bareng Bang Irwan (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang