🎮 Firasat, Sesat, Akibat, Terlambat (a)

10.5K 618 188
                                    

Update!
Main Bareng Bang Irwan.
Jangan lupa vote dan selamat membaca.

*

Satu keburukan, menutupi seribu kebaikan.

*

Irwan mencoba menyembunyikan rasa gelisah, pikirannya masih saja terpaku pada telepon dengan sang Ibu semalam. Isak tangis tertahan itu samar-samar terdengar melalui sambungan telepon meski berusaha disembunyikan. Anak mana yang tidak cemas dengan kondisi seperti itu? Hingga akhirnya Irwan mendesak dan ceritalah sang Ibu tentang aksi warga yang kembali mengancam keluarganya.

Geram dan emosi seketika mendengar cerita itu, kian meredam begitu saja ketika mendengar nasihat dari sang Ibu. Namun masih saja Irwan belum bisa tenang dan memikirkan akan masalah keluarga di kampung. Hingga sikapnya itu membuat penasaran juga cemas orang di sekitar, salah satunya Pak Afandi. Berulang kali Irwan berusaha meyakinkan majikannya itu jika dirinya baik-baik saja, hingga berusaha keras untuk fokus pada pekerjaannya.

Hari ini Irwan mendapat tugas mengantar Pak Afandi seminar keluar kota. Dua jam enam belas menit dua bola mata Irwan dipaksa fokus ke jalanan, hingga mobil mewah itu kembali terparkir di garasi sang majikan. Irwan segera keluar, nampak dia menggelengkan kepala sambil membuang napas panjang lanjut membukakan pintu untuk Pak Afandi.

"Terima kasih," ucap Pak Afandi.

"Sama-sama Pak," jawab Irwan diikuti senyum.

"Saya merasa Mas Irwan kurang sehat, mau Bapak periksa dulu?" tawar Pak Afandi mencemaskan Irwan.

"Maaf sudah membuat Bapak cemas, tapi saya baik-baik saja Pak." Jawabnya meyakinkan Pak Afandi.

"Saya mendengar dari Ibu katanya kangen kampung, apa karena hal ini?"

Irwan tersenyum, "Kurang lebih seperti itu Pak."

"Mas memang belum libur semenjak kerja di sini, saya bersedia memberikan waktu Mas Irwan untuk menengok kampung. Katakan saja waktunya," jelas Pak Afandi.

Irwan tersenyum gembira atas kebaikan majikannya itu.

"Terima kasih banyak Pak, akan saya pikirkan kembali."

Pak Afandi membalas senyum lalu melirik jam tangannya, "Baru jam dua, Mas Irwan bisa kembali dan istirahat saja, tidak perlu membantu Ibu." Perintahnya.

"Sekali lagi terima kasih Pak," jawabnya terdengar gembira.

"Oh iya, tidak perlu mencuci mobil. Biar Dimas yang mengurusnya, langsung pulang dan istirahat saja ya," imbuh Pak Afandi.

"Baik Pak."

**

Seseorang mulai mengerjapkan mata sambil menguap lebar, dia mengumpulkan kesadaran setelah menikmati tidur siang yang lama tidak dia dapatkan. Dia melirik jam dinding lalu segera bangkit dan meregangkan tubuhnya. Dua jam lebih mengistirahatkan tubuh, dirasa cukup mengisi energinya kembali.

"Akhirnya ngerasain tidur siang lagi," gumamnya lalu beranjak menuju pintu dan terdiam menatap lorong kamar kost.

Aktivitas tidur siang memang beberapa Minggu ini tidak Galang lakukan, sebab keseharian bekerja hingga menjelang sore. Bahkan semenjak kehadiran badut mampang membuatnya memilih untuk pergi keluar mencari kesibukan ketika libur. Terhitung sudah empat hari ini dia pulang hingga larut malam, tujuannya jelas untuk menghindari pasangan yang sedang hangat dan mesra-mesranya itu di kost. Namun tetap saja ada rindu untuk bertatap muka, bertegur sapa kepada sosok pria di depan kamarnya.

Main Bareng Bang Irwan (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang