♾
"You must live in the present, launch yourself on every wave, find your eternity in each moment. Fools stand on their island opportunities and look toward another land. There is no other land, there is no other life but this." ㅡ Thoreau Quotes
♾
Alunan musik trot memenuhi sebuah mobil hitam yang tengah berhenti di persimpangan yang sedang menunggu lampu hijau tiba. Dua lelaki muda yang berada di dalamnya tak sengaja saling mempertemukan mata mereka ketika memperhatikan sekitar yang memperlihatkan hujan turun begitu derasnya.
"Kenapa kau tertawa?" Ucap pria tampan yang duduk di kursi pengemudi.
Pria yang lebih kurus semakin terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Minhyun, kau tidak bosan mendengar musik trot? Seleramu terlihat agak unik."
Sembari menginjak gas mobilnya pria tampan yang bernama Minhyun menyentil dahi pria kurus yang ada di sebelahnya.
"Hey, Seongwu. Apa kau tidak tahu kita harus melestarikan budaya negara kita? Kau hanya perlu mendengarkan apa susahnya, ck!"
Pria kurus yang bernama Seongwu semakin terkekeh. Seberapa seringpun ia mengeluh dan mencemooh tidak akan mampu membuat pria di sebelahnya mengubah seleranya itu.
"Seongwu, kira-kira ibu masak apa hari ini?" Minhyunpun menoleh Seongwu sekilas yang tengah mengedikkan bahunya.
"Kau lapar?" Balas Seongwu.
"Em." Ucap Minhyun singkat.
Setelah beberapa waktu melewati jalanan Seoul yang masih diguyur hujan, merekapun tiba di sebuah rumah dua lantai dengan halaman yang tidak begitu luas.
Tanpa basa basi Minhyun dan Seongwu berlari menuju rumah dengan menggunakan tas kerjanya sebagai payung dadakan.
"Ibuu.."
Minhyun membuka pintu rumah dan mendekati wanita paruh baya yang tengah menyiapkan makan malam dengan apron merah jambunya.
"Kalian datang?"
Minhyun duduk di ruang makan itu sembari mengusap-usap bajunya yang sedikit basah.
"Tunggu disana, aku ambilkan handuk." Ucap Seongwu yang telah bergegas ke lantai dua rumahnya.
"Terimakasih. Duduklah." Minhyun segera mengeringkan dirinya dengan handuk yang diberikan oleh pria kurus itu.
"Ck! Kau tampak seperti pemilik rumah ini." Seongwu memutar bolanya malas.
Ketiganyapun mulai menikmati makan malam bersama. Wanita paruh baya yang merupakan ibu Seongwu mengambilkan air putih untuk kedua pria yang baru saja datang dari kantor tempat mereka bekerja.
Setelah menghabiskan hidangan dan bercerita tentang berbagai hal, Minhyunpun bangkit setelah merasa dirinya sudah terlalu lama disana.
"Ibu, aku pulang ya?"
Ibu Seongwupun mengangguk sembari membereskan perabotan di atas meja.
"Hati-hati Minhyun, sampai rumah segera basuh dirimu."
"Ibu baik sekali dan sangat perhatian padaku. Terimakasih." Minhyun memeluk ibu Seongwu dan menggesek-gesekkan dagunya di pundak wanita paruh baya itu.
"Astaga. Jangan mengganggu orang tua yang sedang bekerja. Cepat pulang dan besok tidak usah menjemput Seongwu lagi. Apa kau tidak bosan?"
"Ng." Minhyun dengan segera menggeleng-gelengkan kepalanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/214420645-288-k883162.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternity ♾ OngNiel
FanfictionTidak ada keabadian di dunia ini. Yang kekal itu hanyalah perubahan. Dan sekarang aku telah berubah. Aku sudah mencintaimu. Besok aku juga akan berubah. Semakin mencintaimu. Warn : bxb mpreg mature content