♾ 12

1K 140 169
                                    



"Anyone who has never made a mistake has never tried anything new." Albert Einstein





Persahabatan Seongwu dan Minhyun terjalin sekian tahun sudah. Bisa dibilang keduanya bahkan tak memiliki selera yang sama, namun hal itu tak menjadi penghalang keduanya tetap bersahabat.

Semua berawal sejak mereka satu kelompok saat masa orientasi di kampus. Dalam masa sulit itu mereka secara otomatis saling bergantung dan siapa sangka bahkan setelah masa penyiksaan itu berakhirpun keduanya masih tetap berhubungan baik.

Minhyun adalah salah satu idola di kampus. Bahkan sejak masuk pertama kali ia sudah menjadi incaran beberapa kakak tingkatnya. Namun sayangnya Minhyun tampak tak tertarik sama sekali. Seberapapun kakak maupun adik tingkatnya mendekat ia akan berusaha menolaknya dengan sopan.

Sebenarnya apa alasan Minhyun tak mencoba membuka hatinya sedikitpun? Iya, itu karena sahabatnya sendiri, yaitu Seongwu.

Kedekatan mereka membuat Minhyun tak dapat membendung perasaannya pada pria kurus itu. Ia sadar telah menaruh hati pada Seongwu bahkan sebelum masa orientasi selesai. Minhyun yang pemalu merasa dunianya lebih terbuka begitu kenal dengan Seongwu yang amat ramah dan ceria.

Meski begitu Minhyun tak berniat mengutarakannya sama sekali. Ia takut Seongwu akan menjauh jika mengetahui dirinya memiliki perasaan lebih dari teman.

Masa sulit Minhyun dimulai ketika dirinya mengunjungi rumah Seongwu, disanalah ia tahu bahwa sahabatnya itu telah dijodohkan. Tentu saja itu sangat menyakitkan baginya, tapi seperti orang bodoh Minhyun tetap bersikap biasa-biasa saja dan tetap bergantung pada sahabatnya itu.

Bagaikan menunggu keajaiban Minhyun tak pernah meninggalkan sedikitpun perasaannya pada Seongwu. Hingga sekarang.

Ting tong ting tong

Minhyun yang baru saja merebahkan tubuhnya kembali terperanjat mendengar bel rumahnya yang terus saja berbunyi. Dengan wajah penasaran akan tamu yang datang selarut ini iapun keluar dari kamarnya.

"Minhyun, siapa?"

Seongwu yang terganggupun turut keluar dari kamarnya.

"Ayah dan ibumu tidak mungkin datang selarut ini, kekasihmu?" Tanya Seongwu.

"Ck! Jangan asal bicara."

Belpun terus berbunyi yang justru membuat Seongwu menjadi takut.

'Jangan-jangan ada perampok.'

Sembari menahan rasa takutnya, Seongwupun mengekori Minhyun yang akan membuka pintu.

"Da-Daniel?"

Seongwu berdiri tegak kembali dengan mata yang membulat begitu melihat tamu yang datang selarut ini adalah suaminya sendiri.

"Kau, kenapa kau bisa kemari?"

"Seongwu, ayo pulang." Dengan tergesa Daniel mengulurkan tangannya mengajak Seongwu kembali ke rumah.

"Aku tidak mau. Lagipula kenapa kau kemari selarut ini? Sana, kau kembali saja."

Melihat Seongwu yang memundurkan langkah kakinya membuat Daniel mendekat dan bersiap meraih tangannya.

"Tunggu, Daniel-ssi." Minhyun menahan tangan Daniel hingga tak dapat menyentuh Seongwu.

"Seongwu bilang tidak mau."

"Maaf, Minhyun-ssi. Sepertinya Seongwu merepotkan, aku memang ada masalah dengannya. Kami akan menyelesaikannya di rumah. Seongwu, ayo kita pulang."

Eternity ♾ OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang