♾ 4

1.1K 156 90
                                    



"Eternity is not something that begins after you're dead. It is going on all the time. We are in it now." Charlotte Perkins Gilman





Cahaya matahari perlahan menyapa ruang kamar Seongwu dari sela-sela gorden yang tak tertutup sepenuhnya. Perlahan pria bermarga langka ini membuka matanya yang masih terasa begitu berat.

Ia mengusap matanya kemudian merentangkan kedua tangannya di atas ranjang. Seperti tak bergairah ia hanya mampu melempar tatapan kosong ke langit-langit kamarnya itu. Tentu saja hal pertama yang ia ingat begitu membuka matanya adalah ucapan pria bermarga Kang kemarin malam.

"Apa dia mengajakku kawin kontrak atau semacamnya? Orang itu benar-benar gila."

Seongwu menghembuskan nafasnya panjang dan iapun bangkit untuk membasuh dirinya. Tak berbeda dengan hari-hari sebelumnya, pagi inipun Seongwu berangkat kerja dengan sahabat karibnya itu, Hwang Minhyun.

Namun yang berbeda pagi ini, Seongwu tak dapat menyampaikan penawaran gila yang ia terima dari Daniel. Tanpa alasan yang jelas ia sama sekali tak ingin menyampaikan hal itu dan ia justru bingung harus bagaimana mengatakannya.

Tapi dapat dipastikan salah satu yang Seongwu pikirkan saat ini, ia tak ingin membuat sahabatnya merasa khawatir.

"Terimakasih, Minhyun." Ucap Seongwu dengan wajah datarnya setelah memasuki pintu utama gedung kantor.

"Seongwu." Minhyun yang merasa ada sesuatu yang beda pada sahabatnyapun meraih tangan kecil itu dan menghentikan langkah kaki keduanya.

"Iya?"

"Seongwu, kau kenapa? Ada masalah?"

"Aku?"

"Hm. Apa ada yang terjadi tadi malam? Bukankah kau pergi makan malam dengan mereka? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" Minhyun yang sebenarnya memperhatikan sahabatnya sedari tadipun merasa khawatir.

"Kau dari tadi diam saja, kau tidak enak badan?" Satu tangan Minhyun kemudian bergerak memeriksa pipi dan dahi Seongwu.

"Ah, tidak. Aku tidak apa-apa. Sepertinya aku hanya belum terbiasa bertemu dengan mereka." Jelas Seongwu.

Minhyunpun berusaha percaya dan melepaskan tangan sahabatnya itu. "Ya sudah, lupakan saja. Untuk saat ini fokuslah bekerja."

Minhyun mengusak rambut Seongwu dan beranjak menunju ruang kerjanya.

Seharian ini Seongwu tak dapat fokus bekerja. Ucapan pria bermarga Kang itu terus saja menderu di telinganya dan itu sangat mengganggu aktifitasnya.

Tak dapat dipungkiri bahkan setelah beberapa hari berlalupun siang dan malam ia selalu memikirkan itu hingga membuat makan tidurnya juga tidak enak. Terlebih pria bermarga Kang itu justru tak pernah menghubunginya lagi yang membuat dirinya bertanya, apakah yang ia dengar malam itu adalah nyata atau hanya halusinasi semata.

Namun meski ia ingin memastikan, Seongwu tetap menahan diri untuk tidak menghubungi Daniel terlebih dahulu. Ia sadar akan posisinya sekarang dan ia juga tahu pria itu adalah orang yang sibuk dengan pekerjaannya.

Sembari memeluk bantal guling Seongwu memainkan iphone7nya dan membaca pesan yang pernah dikirimkan oleh Daniel.

"Hanya dua pesan ini saja yang pernah ia kirimkan dan orang inilah yang akan menikah denganku nanti? Ya Tuhan, aku tidak tahu apa setelah menikah dengannya oksigen masih dapat aku hirup? Huft."

Eternity ♾ OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang