♾ 7

951 156 121
                                    



"Silence is as deep as eternity, speech a shallow as time. " Thomas Carlyle





Cuitan burung saling bersahutan di ranting pohon tepat di depan kursi taman yang sedang diduduki oleh Seongwu dan si pecinta musik trot itu. Seongwu melamun memikirkan keputusan yang telah ia buat, yaitu menyanggupi kesepakatan yang dibuat oleh pria yang dijodohkan dengannya tempo hari.

"Seongwu, kau kenapa?"

Minhyun berhasil memecahkan lamunan Seongwu setelah beberapa lama.

"Kau baik-baik saja? Kenapa mengajakku bertemu di akhir pekan seperti ini? Tidak biasanya."

Seongwu terdiam sembari menatap sekitar seakan mengumpulkan keberaniannya.

"Em.."

"Iya Seongwu, bicaralah."

"Minhyun, aku akan segera menikah." Ucap Seongwu lugas yang tentu saja membuat sahabatnya kaget bukan main.

"A-apa? Menikah? Kau?"

"Mm. Dengan Daniel."

"Tapi kau baru saja bertemu dengannya dan itu hanya beberapa kali saja. Apa baru dua kali? Atau tiga kali? Apa kau yakin menikah dengan orang asing itu?" Minhyun menahan pundak Seongwu seakan berusaha menyadarkan sahabatnya itu.

Seongwu terdiam. Ini adalah kesalahannya karena tak pernah menceritakan lagi pertemuan selanjutnya dengan Daniel padahal sebelumnya ia selalu menceritakan apapun yang terjadi pada dirinya.

"Sering. Aku bertemu dengannya lebih sering dari yang kau bayangkan."

"A-apa? Bagaimana bisa? Kau tak cerita apapun padaku. Tidak tidak, kau jangan bercanda seperti ini. Pernikahanmu terlalu cepat Seongwu."

"Dia memang orang sibuk, tapi karena dia ingin membahagiakan kakeknya dia berusaha sesering mungkin menghubungiku ataupun mencariku setelah pekerjaannya." Jelas Seongwu.

Minhyun mengusak rambutnya frustasi. Ini diluar dugaannya, baginya ia masih punya waktu beberapa bulan bahkan beberapa tahun lagi untuk tetap sedekat ini dengan sahabatnya.

"Jangan murung begitu. Toh kita juga setiap hari bertemu di kantor. Kalau kau ingin menraktirku untuk makan siang dengan senang hati aku akan menerimanya." Seongwu terkekeh mencoba menghibur Minhyun.

Pria tampan yang tengah menutup wajahnya dan menumpu siku di kedua lututnya akhirnya menoleh dengan wajah yang begitu kacau.

"Seongwu, kau tahu maksudku bukan seperti itu."

"Minhyun-"

"Kau tahu kalau selama ini aku mencintaimu. Apa kau bodoh? Tanpa aku katakan harusnya kau tahu dengan melihat sikapku padamu. Sejak pertemuan pertama kita di kampus aku mulai bergantung padamu. Bahkan setelah mengetahui perjodohanmu aku masih bergantung padamu."

"Minhyun.. jangan berkata seperti itu." Melihat wajah kacau Minhyunpun membuat Seongwu terluka.

'Minhyun, aku berbohong. Maafkan aku. Tolong jangan terlalu sedih karena yang aku ucapkan hanya sandiwara.'

Eternity ♾ OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang