♾ 6

1K 161 164
                                    



"When you hold your baby in your arms the first time, and you think of all the things you can say and do to influence him, it's a tremendous responsibility. What you do with him can influence not only him, but everyone he meets and not for a day or a month or a year but for time and eternity." Rose Kennedy





Sembari menikmati alunan musik trot, Seongwu yang tengah duduk di sebelah Minhyun sedang asyik memainkan game di ponselnya. Hingga akhirnya ponselnya bergetar kerena sebuah panggilan dari kontak yang kini sudah tidak asing lagi meneleponnya.

"Iya, kakek."

"Seongwu, cucuku. Kau dimana?"

Seongwu yang awalnya menjawab dengan senang hati tiba-tiba menampakkan wajah terkejutnya dan menepuk pundak Minhyun berkali-kali.

"Kek, tunggu aku. Aku segera kesana."

"Seongwu, ada apa?"

"Minhyun tolong putar balik. Antar aku ke rumah sakit sekarang." Seongwu yang tampak begitu cemas kembali menepuk pundak Minhyun agar bergegas.

"Tapi kenapa? Untuk apa kita kesana?" Tanya Minhyun yang turut panik namun dengan segera ia memutar mobilnya.

"Kakek Daniel. Kakek Daniel sakit. Minhyun tolong lebih cepat."

Sesuai permintaan sahabatnya itu Minhyun segera melaju dengan kecepatan tinggi. Begitu tiba di depan rumah sakit Seongwu dengan cepat menurunkan dirinya tanpa memberikan penjalasan lebih lanjut pada Minhyun.

"S-Seongwu." Gumam Minhyun yang tentu saja tidak didengar oleh Seongwu.

Pria bermarga Ong itu segera menuju ke resepsionis untuk mencari tahu ruang rawat kakek Daniel. Selama ini Seongwu dapat merasakan kasih sayang yang ia dapatkan oleh kakek itu sehingga mendengar kabar seperti ini membuatnya merasa begitu khawatir.

"Kakek-"

"Seongwu, kau datang?"

Orang tua Daniel yang ternyata telah menemani disana bangkit menyambut calon menantunya itu.

"Ayah, ibu, bagaimana kondisi kakek?"

Seongwupun mendekati kakek Daniel yang masih terbaring lemas. Ia merasa begitu iba melihat ekspresi orang tua itu yang tidak sumringah seperti biasanya.

"Kakek jatuh terpeleset. Ia mencoba bangun dari kursi roda saat tidak ada yang menjaganya." Jelas ibu Daniel.

Seongwu kemudian menggenggam tangan sang kakek sembari mengusap-usapnya seakan memberikan kekuatan. Dapat Seongwu lihat kakek Daniel berusaha tersenyum dihadapannya namun sembari menahan rasa sakit pada kakinya yang memang sudah lama tidak bisa berdiri tegak.

"Kakek!"

Suara pintu kamar terdengar terbuka dengan keras diiringi suara sang cucu yang tampak begitu khawatir.

"Daniel, kau datang?" Tanya Seongwu yang kini tangan sang kakek telah diambil alih oleh calon suaminya itu.

"Kakek kau baik-baik saja? Dan kau Seongwu, kenapa kau bisa ada disini?"

Eternity ♾ OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang