Cogan SMA Taruna Bima

1.3K 42 8
                                    

Cogan mah bebas ya tebar pesona.

~quotes ala cogan!~

.

.

.

Senin!

Kenapa dalam seminggu itu harus ada nama Senin? Senin bagi sebagian orang adalah hari yang membosankan, menakutkan, dan menyebalkan. Senin itu identik sama yang namanya upacara. Penghormatan kepada bendera merah putih yang amat sangat berjasa bagi kehidupan rakyat Indonesia tercinta ini.

Sama halnya dengan sekolah elite yang bernama SMA Taruna Bima di salah satu kota yang macetnya Naudzubillah, selalu membuat emosi pagi hari. Jakarta.

Pada barisan pertama, terlihat seorang laki-laki berperawakan lumayan dengan pakaian putih abu,sudah berdiri gagah di lapangan yang luasnya cukup menampung ratusan penghuni sekolah tersebut.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 waktu bagian barat. Sudah saatnya upacara mingguan--oh tunggu bukan mingguan, tetapi seninan. Oke, itu adalah istilah yang dipakai oleh anak-anak nakal untuk menamai hari tersebut.

Para siswa Taruna Bima mulai berkumpul di lapangan berpaving block tersebut. Mengambil barisan sesuai kelas dan jurusan masing-masing. Tak lupa berbagai atribut wajib juga mereka kenakan agar tidak di hukum oleh pengawas upacara pagi ini.

Terlihat di mimbar berpanggung berwarna hitam legam berdirilah seorang pria gagah paruh baya, tak lain adalah kepala sekolah Taruna Bima. Upacara pun berlangsung khidmat meski cahaya mentari mulai terlihat tinggi. Namun semangat para penghuni sekolah itu tidak surut untuk menuntaskan upacara.

Pukul 08.10 upacara telah selesai. Semua bubar dan kembali pada aktivitas mereka. Para siswi yang terlalu banyak drama segera berlarian menuju kelas untuk mencari udara dingin, sekedar berkipas angin di dalam kelas.

"Pagi ganteng!" sapa semua gadis yang berada di kelas X IPS 1 ketika kawanan cogan masuk kelas.

"Pagi wahai bidadari dunia!" jawab dua orang cowok bernama Agil dan Candy sambil melambai heboh.

"Emanglah ya, kita berempat itu takdir punya muka cakep. Disapa mulu sama ciwi-ciwi ini," celetuk Agil yang sudah duduk di bangku pojok bersandar di tembok putih.

"Sayang sih cakep tapi jomblo," sindir Diaz si cowok ganteng dengan dagu terbelah. Salah satu incaran kaum hawa di kelas.

"Yee ... lo juga jomblo kali! Kitakan bess plen jomblo barengan." Kali ini Candy si cowok absurd (gayanya) menimpali.

"Btw, ini bess plen satu kok diem bae, sih?" seru Agil lagi ketika melihat satu temannya itu hanya diam.

"Napa lu? Ditolak cewek?" kekeh Diaz menggoda temannya.

"Pengen makan orang gue!" jawab Kavatra yang sedari tadi wajah tampannya murung tak menentu.

"Dih! Sensi amat pagi-pagi. Padahal lo lagi nggak dapet hukuman, kan?"

"Bukan itu!" sergah Vatra kesal.

"Ye terus?" tanya ketiga temannya kompak. Mereka bertiga menatap Kavatra dengan wajah jahil dan penasaran. Soalnya....

"Gue pengen masuk Osis, tapi dilarang!"

"Hah? Sejak kapan lo berniat ikutan begitu?" tanya Candy heran.

"Sejak-"

"Ah, tau gue. Lo lagi ngincer kak Rania si ketua Osis, kan?" tebak Agil yakin.

"Beneran, Tra?" Diaz ikutan kepo.

Kak, Jadian Yuk! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang