Kakak Cantik Pucat!

138 12 0
                                    

Cewek ngamuk lebih galak dari apa pun. Please, kasih gue tips supaya tabah!

~~helpkavatra!~~

Kalau merasa quotes nggak nyambung ama cerita, abaikan saja! Cuma isi hati Vatra doang itu. Nggak ngaruh kok!

.
.
.

Kavatra sibuk mondar-mandir di kamar. Helaan nafas yang entah berapa kali dia buang percuma. Tahu penyebabnya? Nebaknya gampang, nggak jauh-jauh soal Meilda. Si kakak cantiknya itu.

Setelah kejadian pagi tadi di sekolah, Meilda tidak nampak batang hidungnya. Vatra sudah mencari ke mana-mana, mulai dari kelas Meilda, lalu ke taman belakang sekolah, perpustakaan, sampai ke ruang Osis pun tidak ada. Malahan dia jadi bahan godaan kakak-kakak genit yang membuat Vatra bergidik ngeri.

Sampai kakinya pegal pun dia tidak menemukan Meilda. Di mana cewek itu kira-kira sampai seisi sekolah saja tidak bisa Vatra temukan. Kok rasanya mencari jarum dalam jerami, ya?

Di kamar yang penuh poster klub bola dari Barcelona itu, langkah Vatra masih saja begitu. Berulang kali jalan ke sana kemari, gigit kuku, acak-acak rambut sampai berantakan, scroll atas bawah layar ponsel sampai dia kesal sendiri malah.

Dua jam ya, bayangkan selama itu dia menelpon Meilda tapi tidak ada jawaban. Dikirim pesan apa lagi. Jangankan dibalas, dibaca pun kalau iya. Vatra itu lagi cemas, khawatir, gelisah, galau, merana---nah kan, jadi melantur. Vatra takut Meilda kenapa-napa. Mau datang ke rumah gadis itu tampaknya ide bagus. Daripada berdiam diri di rumah dengan hati gelisah, mendingan langsung ke TKP.

Buru-buru Vatra mencari jaket, tepatnya denim berwarna abu-abu menuju hitam, segera dia pakai. Tidak perlu ganti baju, toh, dia kebetulan pakai jeans hitam dan kaos oblong. Eh, tunggu dulu, parfume tidak boleh terlupakan.

Vatra meraih parfume-nya, menyemprotkan benda itu ke seluruh tubuh supaya tetap wangi. Prinsip Vatra itu meski dia tidak mandi, yang penting wangi. Garis bawahi "Wangi". Tidak pakai koma.

Setelah selesai dengan urusan parfume, dia memakai sneakers, bawa ponsel dan dompet. Lengkap.

"Eh ... mau ke mana, Sayang?" Tiba-tiba seruan bunda Nasha menghentikan langkah Vatra yang ingin cepat menuju motor.

"Bunda, aku mau nemuin calon mantu buat Bunda dulu, ya!" jawab Vatra over pd.

"Eh?"

"Doain ya, Bun! Aku pergi, Assalamualaikum!"

Tak lupa ciuman di pipi dia berikan pada Nasha yang masih menatap putra tunggalnya itu terheran-heran. Sampai deruman motor sport milik Vatra menjauh, barulah Nasha tersadar.

"Astaga, anakku itu." Nasha terkikik geli melihat tingkah Vatra yang melebihi kepedean suaminya, Ditya. "Takut deh sifatnya kayak bapaknya," gumamnya lagi. Nasha tertawa sendiri sampai suara ponsel berdering barulah dia berhenti. Dan bla bla bla. Urusan ibu-ibu seperti dirinya kembali beraksi.

***

Kavatra sudah berdiri ganteng di depan pintu rumah Meilda. Di tangannya sudah ada seporsi makanan untuk Meilda. Vatra tidak tahu apakah gadis itu sudah makan atau belum. Daripada menduga-duga, lebih baik dia sedia payung menanti hujan dulu saja. Alias siapkan makanan untuk Meilda.

Tok tok tok.

Vatra mengetuk sebanyak tiga kali. Kata bunda Nasha kalau bertamu ke rumah orang, maksimal ketuk pintu atau ucap salam sebanyak tiga kali. Kalau tidak ada jawaban, ya berarti penghuni rumah sedang tidak ingin diganggu.

Kak, Jadian Yuk! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang