Jeremy Kalandra Gustavio Kurniawan

483 28 0
                                    






Yoyo sudah mengayunkan kaki, duduk dipembatas lantai dua gedung elektro bersama Tiara disampingnya.

Lucu?

Mereka bukan anak elektro sama sekali, Yoyo anak psikologi dan Tiara dari sastra. Tapi gak aneh kalau melihat mereka kesana kemari berdua.

Yoyo tipikal yang suka petualangan, gak suka terpaku sama standar dan terkesan ingin menghapus batas. Makannya, lihat dia keliling di area fakultas orang lain rasanya sudah biasa.

Lalu Tiara yang entah gimana jadi dekat begitu saja, apalagi semenjak rahasia negaranya diketahui Yoyo, mereka jadi sering terlihat bersama.

Yoyo suka keliling, Tiara ayo ayo aja kalau diajak keliling. Jadilah mereka dekat dan kemana-mana berdua. Ditambah Bobby, sibiang bacot bikin mereka bertiga jadi tiga serangkai antariksa yang diakui masyarakat. Halah.

"Itu dia kak Alen, pemuda galak nan tampan pencuri hatiku."

Tiara bemonolog, jelas sekali mata dengan lipatan tunggal itu menatap lekat cowok dibawah mereka. Kovalen Chandrawinata, mantan pembimbing antariksa yang dimusuhi hampir seluruh angkatan mereka. Sigalak yang hobby hukum orang tapi sialnya punya visual luar biasa tampan itu tak sadar jadi obyek mata seorang Tiara Danila.

Yoyo mendecih, mengangkat alisnya ingin mencibir.
"Dulu aja dihina-hina. Sekarang keliatan alaynya. Cuih!"

Tiara tampak tak peduli, matanya masih terpaku pada obyek yang sama dengan sudut bibir terangkat membentuk senyuman ringan. "Kan dulu gak ada yang tahu. Sekarang lo udah tau, sekalian aja lah basah-basah sekalian." Katanya santai masih tersenyum bodoh, ambyar sendiri ketika Valen menyisir rambutnya dengan jari tangan.

Yoyo geleng-geleng kepala, mendesah prihatin melihat Tiara dan sifat asli cewek itu yang selama ini disembunyikan rapat-rapat. Serius, buat orang yang gak pernah rasain gimana rasanya lovey dovey kayak dia, melihat Tiara yang seperti itu membuatnya takut untuk jatuh cinta. Takut buat jadi alay.

"Yo!"

Fikiran cowok itu tentang khayalannya dengan jatuh cinta buyar. Dia mengangkat alis, melihat Wisnu bersama Alif berlari menghampirinya. Ada apa lagi

"Lo sih gak buka hape. Cek grup woy."

Sampai disini Yoyo masih tak faham. Dia melirik Wisnu, si bungsu jadi-jadian yang terkenal kalem itu.

"Alif ngomong apa?" Tanyanya pada sigingsul.

"Ke poliklinik dah. Anak-anak ngumpul disitu semua." Wisnu menjawab semakin membuat Yoyo tak mengerti.

Cowok itu agak berjingkat saat Tiara tiba-tiba turun dari pembatas, berjalan cepat melewati Alif dan Wisnu begitu saja. "Poliklinik pusat apa poliklinik jurusan?" Tanya cewek itu pada siapa saja yang mau menjawab.

"Klinik jurusan MIPA." Jawab Alif mantap.

Tiara kini berganti langkah, jadi berlari yang kemudian diikuti oleh Alif, Yoyo dan Wisnu dibelakangnya.

"Tadi pas Wisnu Alif datang, gue dapat chat dari Bobby. Katanya Jeka dikeroyok sama cowok-cowok MIPA."

Perkataan itu membuat Yoyo terdiam, jadi sadar memang sedari tadi Bobby gak kunjung kembali. Dia diam mengikuti ketiga langkah temannya didepan kemudian jadi berfikir sendiri.

Apa tugasnya sebagai kapten antariksa masih ada?





















































ANTARIKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang