Pelukan Beruang dan Calon Istri Sholeha

438 48 6
                                    




































"Ini gimana sih tolol."

Kumpulan manusia diseven ocean saling berteriak, melempar umpatan kotor dengan tanpa malunya, mengabaikan banyaknya anak lain yang sama-sama lagi memanfaatkan lapangan phaskas itu untuk latihan pensi nanti malam.

"Woy mulut woy malu."

Untunglah, kali ini Yoyo sedang normal untuk tidak ikut-ikutan Jeka dan Jefri yang saling melempar umpatan.

Rossi dan Juna agak memisah, mencoba kunci gitar untuk disesuaikan dengan suara mereka. Dua sahabat itu mandapat tugas bernyanyi malam nanti. Meski sebenarnya berat karena Rossi dan Juna punya tipe suara yang berbeda dengan Rossi cenderung tinggi tapi melengking dan Juna yang punya suara bariton khas. Keduanya dipilih begitu saja, atau terpaksa dipilih karena semua mendadak gak mau jadi vokal utama padahal kalau nyanyiin yel-yel regu paling keras.

Lisa bersama Nayla ikut dengan Rena. Duo tinggi itu didapuk bakal jadi penari utama sedangkan Rena cuma bagian cocok-cocokin formasi aja karena dia lebih pilih jadi penari backround dibelakang bersama Chaerissha dan Jennie karena kekurangan tinggi badan. Awalnya Yuju juga mau diajak karena badannya proporsional tapi gak mungkin, boro-boro nawarin, ngajak ngomong aja gak berani.

Sisa cewek yang lain seperti Nayna, Yasmin, Yuju, Tiara, Nana, dan Sera tidak jelas. Ada yang nonton aja, ada yang bawain makanan semalem bekas selundupan Bambam dan Tiara, ada yang ngobrol berdua aja anteng, yang ini tentu bagian Yuju sama Wisnu.

Bobby tiba-tiba saja melompat, mengambil posisi duduk diantara Bambam dan Tiara yang lagi makanin jajanan mereka. Cowok itu juga pegang gitar malam ini bersama Yoyo. jimmy entah gimana berhasil minjem gendang dari kelompok sebelah buat meramaikan nanti malam.

"Sigoblok kebiasaan." Bambam mengumpat, memukul paha Bobby gak tanggung-tanggung.

Cowok itu gak kesakitan. Cuma mengenyir lebar tanpa dosa. "Berdua mulu heran, kayak kembar." Kata Bobby kemudian.

"Gue kembar? Dih sorry nih yah. Ogah gue kembaran sama buntelan tahu begitu." Bambam menjawab, agak keras tapi kayakanya Tiara gak terpengaruh sama sekali. Cewek itu tetap diam, menggigit pilus dengan mata tak lepas memandangi para dancer.

Bobby dan Bambam saling berpandangan, merasa aneh saat cewek itu tidak meledak seperti biasa. Tiara sudah dikenal sebagai anak rame yang mudah tersulut, kadang cepat ketawa, cepet marah, pokoknya gak mau diam apalagi duduk anteng seperti sekarang ini.

"Ra." Panggil Bambam, "Sehat Ra?" Tanya cowok itu mulai siaga takut-takut Tiara kesurupan kan serem.

"Nayla sama Lisa bisa tinggi begitu yah makan apasih?" Celetuk cewek itu, agak gak nyambung sama pertanyaan Bambam. "Liat deh Bam badannya udah kayak lidi bambu aja." Kata Tiara kini menunjuk dua orang itu.

Bambam sama Bobby saling melempar tawa. Entah karena tahu Tiara lagi mode iri atau karena omongan cewek itu yang ngelantur. Lidi Bambu katanya? Ada-ada saja cewek ini.

"Mereka pertumbuhannya bagus Ra. Dari kecil minum susu. Lo minum kopi." Bambam menjawab saja tanpa fikir panjang lagi.

"Dih gue ngopi juga gara-gara lo yang awalnya nyekokin yah." Tiara cemberut, menyindir keras perbuatan Bambam yang mulai menawarinya minun kopi semasa SMA dulu.

Mereka berdua masih sibuk berdebat, meski gak ada pergerakan fisik tapi mulut tetap saja komat-kamit saling mencibir. Bobby yang jadi penonton cuma tersenyum samar, tanpa ada niatan menghentikan sampai dua manusia itu lelah sendiri dan berhenti.

ANTARIKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang