Bertahanlah!

665 48 0
                                    

Enam bulan berlalu dengan sangat cepat. Krystal terus mengelus perutnya yang terlihat semakin buncit, sesekali dia tersenyum saat merasakan tendangan-tendanhan kecil di dalam perutnya. Dia terus menikamati perkembangan janin anaknya itu.

Dia merasa bangga pada dirinya sendiri, karena dulu dia mengingat jika dia tak pernah memperdulikan omongan orang lain dan bertindak sesuka hatinya. Kini dia seolah sedang menikmati karmanya sendiri, dia harus menjalani kehamilannya tanpa suami di sampingnya.

Cibiran para tetangga tak lagi dia hiraukan, saat ini yang dia pikirkan hanyalah kebahagiaan anaknya.

Dia bersyukur karena memiliki ayah yang mau menerima keputusannya. Setidaknya membantu dia untuk tetap bertahan di tengah kesedihannya.

Benar-benar miris!

Seperti itu mungkin yang Krystal rasakan. Airmatanya kini tak lagi menetes, entah dia sudah kebal dengan segala penderitaan yang dialaminya atau dia telah pasrah dan menyerah pada takdir hidupnya.

Tak dapat dia pungkiri jika ayah dari calon anak yang dia kandung selalu hadir dan menghantui di mimpinya. Tapi mau bagaimana lagi, jika dia merasa suaminya itu tak pernah lagi memperdulikan dirinya.

TES.. TES.. TES..

Butiran airmata yang tertahan kini jatuh tak terbendung lagi. Dia masih memeluk erat foto pria yang selalu dia rindukan. Selalu dia cintai walaupun pria itu tak pernah menganggapnya.

Krystal menyesal karena dengan bodohnya menyerah dan jatuh cinta kepada pesona Kai, yang membuatnya menjadi lemah.

Namun Krystal bersyukur dengan kehadiran bayi yang dia kandung seperti membawa kebahagiaan baru untuknya, karena nanti dia bisa menatap wajah bayinya sepuasnya. Dia sangat berharap jika calon bayinya mirip dengan ayahnya, dengan begitu Krystal bisa selalu mengenangnya.

***

Kai masih meringkuk di kamarnya, tubuhnya ditutupi dengan selimut tebal. Keringat mengalir deras di wajahnya, tubuhnya gemetar dan menggigil. Mukanya pucat, bibirnya membiru.

Sejak enam bulan kepergian Krystal, Kai sering sekali jatuh sakit.

Rasa bersalah selalu menghantui langkahnya, dia benar-benar menyesal dengan tindakannya itu.

Dia mampu mengingat dengan jelas kejadian dimana di mendorong tubuh Krystal hingga terbentur ke dinding. Padahal wanita itu telah mempersiapkan kejutan ulang tahun untuknya.

Andai waktu bisa terulang, dia ingin bersimpuh dan meminta maaf kepada Krystal atas perlakuan kasarnya.

Padahal selama ini Krystal melakukan tugasnya sebagai seorang istri dengan sangat baik. Hanya karena rasa kecewa Kai yang merasa ditipu karena yang dia nikahi bukan Soojung melainkan kembarannya, Kai meluapkan amarahnya pada Krystal. Padahal sebenarnya niat Krystal baik, tapi Kai tak mengindahkannya.

Kini setiap hari Kai selalu dihantui rasa bersalah. Bagaimanapun juga anak yang Krystal kandung adalah anaknya dan dia merasa sangat menyesal karena sikapnya itu Krystal pergi membawa luka yang sangat membekas di hatinya.

Harapan Kai tak banyak, dia hanya menginginkan bersatu kembali dengan Krystal dan anaknya. Atau jika harapannya itu mustahil, setidaknya dia ingin bertemu dengan anaknya setiap hari.

Bayangan tawa anak kecil yang menggemaskan selalu mengusik pikiran Kai. Benar-benar sangat menyiksanya.

***

"AAWWWW" teriak Krystal.

Yunho yang sedang di atas balkon langsung turun dengan tergesa-gesa, dia sangat terkejut saat melihat putrinya yang terjatuh dari tangga dengan darah yang mengalir di sela kakinya.

NOT MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang