"Lo ngedeketin gue, karena dia bilang lo suruh jagain gue 'kan?" - Shintia Ryujin Adelia.
"Sebelum dia suka sama lo, gue lebih dulu sayang sama lo! Tapi, lo gak pernah liat itu semua!" - Haris Hyunjin Adinata.
Dia yang datang, saat dia pergi
Selamat membaca. Jangan lupa vote dan coment ya, biar aku semangat nulisnya👍😊🙏 Mohon maaf bila ada tpyo karena manusia tidak luput dari typo🙏
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ryujin berjalan masuk ke dalam rumahnya. Sepi, seperti tak berpenghuni. Memang tidak aneh lagi Ryujin melihat pemandangan seperti ini.
Baru saja Ryujin akan menginjakkan kaki di tangga, seorang pria tiba-tiba bersuara di belakang Ryujin. Sehingga Ryujin hampir saja terjungkal karena kaget.
Ryujin menatap pria yang berusia sekitar 40 tahunan itu dengan wajah yang sinis. "Kenapa?" sewot Ryujin.
"Semalem kamu kemana?" tanya pria itu yang ternyata Ayah Ryujin.
"Tumben banget nanyain. Biasanya, suka gak perduli," timpal Ryujin kemudian masuk kamar.
Pintu kamarnya sengaja ia tutup dengan kuat, hingga terdengar sangat keras. Ryujin membaringkan tubuhnya di atas kasur. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan mata yang berkaca.
Jika semua orang menjadikan rumah sebagai tempat istirahat, menghilangkan semua permasalahan di luar. Tapi tidak bagi Ryujin. Menurut Ryujin, rumahnya selalu menjadi bahan semua permasalahannya.
"Ryujin! Kamu jangan gitu sama Ayah!" teriak ayahnya dari luar.
"Peduli apa sih, udah urusin aja tuh batu-batu kesayangan Ayah! Gak usah urusin Ryujin yang gak penting buat Ayah!" Ryujin menutup telinganya dengan earphone dan memutar musik dengan keras.
Kurang kasih sayang orang tua. Itu yang Ryujin rasakan. Satu tahun belakangan ini, Ryujin sangat jarang, bahkan tidak pernah di perhatikan lagi oleh kedua orang tuanya, yang sama-sama sibuk mengurus bisnisnya.
Ayahnya, seorang pengusaha batu bara yang sering bulak-balik luar kota untuk mengontrol keadaan bisnisnya disana, sedangkan Ibunya seorang direktur utama di perusahaan milik Kakek Ryujin.
Menjadi anak satu-satunya, membuat Ryujin kesepian, dan akhirnya mencari kesenangan dia, dengan cara bermain ke club, merokok, bahkan membolos menghindari pembelajaran.
Apakah orang tua Ryujin tau bagaimana Ryujin sekarang? Tentu saja tau. Karena Orang Tua Ryujin beberapa kali di panggil oleh dosen yang sering Ryujin bolosi pembelajarannya.
Balik lagi, Ryujin adalah seseorang yang sangat keras kepala, sehingga ia tidak perduli lagi dengan perkataan orang taunya. Ryujin selalu berfikir. Orang tuanya pun tidak pernah perduli dengan dia. Buat apa dia perduli dengan mereka.
Ryujin membanting pintu kamarnya, lalu berjalan dengan cepat dan melewati ayahnya begitu saja, tanpa melihat ayahnya yang ingin berbicara dengan Ryujin.
••••
Ryujin duduk di sebelah Jaemin yang sedang bersama teman-temannya. Jaemin adalah kekasih Ryujin yang sudah menemani Ryujin di masa kesepiannya ini. Karena Jaemin, Ryujin jadi mengerti bagaimana kehidupan di luar sana.