Lo, mau kan jadi...

571 100 24
                                    

Selamat membaca ^^
Mohon maaf bila ada typo, karena manusia tidak luput dari typo^^












Selamat membaca ^^Mohon maaf bila ada typo, karena manusia tidak luput dari typo^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Ryujin duduk di tepi pantai. Ia melihat ke empat temannya yang sedang asyik berlarian di air. Mata Ryujin tiba-tiba menatap sosok Hyunjin yang sedang memotret alam. Ryujin menaikan kedua sudut bibirnya. Ternyata, Hyunjin bisa membuatnya tertawa juga.

"Ryujin, sini!" ajak Somi sambil melambaikan tangannya.

Ryujin menangguk lalu berlari menghampiri mereka. Hyunjin rasanya sangat senang, melihat Ryujin kembali tertawa gembira bersama sahabatnya. Pemandangan seperti ini lah yang sangat Hyunjin inginkan. Semenjak beberapa bulan ke belakang, Ryujin lebih murung dan terlihat tidak punya teman.

"Hyunjin, ayo!" Ryujin menarik tangan Hyunjin agar ikut bermain dengan mereka.

Sesudah selesai bermain air, mereka langsung berpencar. Jeongin dan Chaeryeong pergi ke supermarjet terdekat untuk membeli beberapa cemilan, Guanlin yang mendadak menjadi photograper Somi, dan Hyunjin Ryujin yang pergi mencari makanan, karena Ryujin kelaperan.

Ryujin berjalan berdampingan dengan Hyunjin. Baru kali ini, Ryujin bermain bersama seseorang, tapi orang itu tidak memainkan ponselnya sama sekali. Biasanya bila dengan Jaemin, setiap 20 menit sekali Jaemin akan membuka ponselnya, dan bermain ponsel cukup lama. Tapi Hyunjin, ia belum terlihat memainkan ponselnya.

"Jin," panggil Ryujin.

"Hah?"

"Kok gue gak liat lo main handphone, ya." Perkataan Ryujin, membuat Hyunjin tertawa.

"Gue simpen hp di motor Ryu. Soalnya gue selalu di biasain, kalau lagi sama temen atau keluarga, no handphone," jawab Hyunjin.

"Lah, kenapa?" kepo Ryujin.

"Ya biar kita ngehargai orang itu aja. Mereka udah luangin waktunya sama kita, tapi kita malah asyik main hp," jelas Hyunjin.

Ryujin mengangguk. Apa yang di katakan Hyunjin benar. Untuk apa janjian terus ketuemuan, kalau ujung-ujungnya main hp juga.

"Mau jajan apa?" tanya Hyunjin.

Ryujin tampak mengedarkan kedua matanya ke seluruh pedagang yang ada di sana. Matanya sungguh kalap. Rasanya, Ryujin ingin membeli semuanya.

"Ryu, maaf ya," ucap Hyunjin tiba-tiba.

"Hah? Maaf kenapa?" tanya Ryujin panik.

"Gue gak bisa jajanin lo. Mungkin kalau sama Jaemin, lo di jajanin terus ya? Gue gak bisa Ryu, maaf, ya." Setelah itu, jari mungil Ryujin menggenggam jari-jemari Hyunjin, lalu Ryujin memandang Hyunjin.

"Hyunjin, gak masalah. Gue gak butuh teraktiran, atau apapun dari lo. Udah buat gue senyum aja, itu cukup Jin," cicit Ryujin. "Lagian, gue selalu nolak kok, kalau Jaemin mau jajanin gue. Karena gue gak mau jadi hutang," lanjut Ryujin.

Dengan Caraku [HWANGSHIN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang