"Lo ngedeketin gue, karena dia bilang lo suruh jagain gue 'kan?" - Shintia Ryujin Adelia.
"Sebelum dia suka sama lo, gue lebih dulu sayang sama lo! Tapi, lo gak pernah liat itu semua!" - Haris Hyunjin Adinata.
Dia yang datang, saat dia pergi
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hyunjin memarkirkan motornya di tempat ia bekerja, alias kafe tempatnya bekerja. Hyunjin langsung berjalan memasuki kafe itu yang lumayan ramai.
"Jin, gimana kemarin jalan-jalannya," celetuk Lucas, pegawai kafe itu juga.
Hyunjin hanya tersenyum dan langsung masuk ke dapur. "Gak gimana-gimana Bang," jawab Hyunjin.
Lucas hanya menatap Hyunjin curiga. "Lu, jadian gak, sama dia?" tanya Lucas.
Hyunjin yang sedang menggunakan pakain kerjanya langsung melirik Lucas sekilas. "Enggak Bang. Lagian, dia gak bakal mau sama gue. Cukup jadi sahabat dia aja, gue udah bahagia Bang," ujar Hyunjin.
Lucas menghampiri Hyunjin sambil menepuk punggung Hyunjin. "Bro, jangan pesimis gitu dong. Nih ya, lu tau pacar gue, Doyeon permatasari. Selebgram sekaligus beauty vloger yang beda kasta sama gue. Tapi, gue sama dia udah pacaran 1 tahun lebih Jin," jelas Lucas. "Intinya, lu yang harus berjuang dapetin dia. Hati dia sekarang lagi kosong, coba lu masuk, kalau lu berjuang, gue yakin, lu bakal dapet dia. Lu suka sama dia udah lama Jin, sebelum pacarnya yang meninggal. Jangan gara-gara kasta lu sama dia beda, lu jadi mundur buat dapetin dia. Semua cewek gak sama Jin. Doyeon pernah bilang kenapa dia milih gue jadi pacarnya, padahal cowok yang deketin dia itu ngantri,"
"Dia bilang, kalau gue udah bikin dia ketawa. Dia gak butuh cowok kaya. Dia cuma butuh cowok yang mau berusaha dan setia. Buat apa kalau kaya ujung-ujungnya mendua," jelas Lucas.
Selesai berbicara seperti itu, Lucas langsung berteriak sambil melompat-lompat. "Hah, itu gue yang ngomong? Seriusan? Wahahaha ... ya Allah, akhirnya Lucas bisa bicara normal ya Allah," riangnya masih melompat-lompat layaknya anak kecil.
Hyunjin dan yang lainnya yang ada di dapur hanya menertawakan kelakuan aneh Lucas. Hyunjin langsung memikirkan apa yang Lucas bicarakan tadi. Ada benarnya juga, kemarin saja Hyunjin ajak naik motor, Ryujin begitu bahagia. Apa Hyunjin harus mencoba lebih dekat lagi dengan Ryujin?
"Jin, giliran lo, ada yang pesen tuh!" ujar salah satu temannya.
Hyunjin mengangguk, lalu membawa buku menu dan catatan kecil. Ia berjalan ke arah gadis yang duduk membelakanginya. "Mau pesen apa, mbak?" tanya Hyunjin.
"Hyunjin?"
Hyunjin mengangkat kepalanya lalu menatap seorang gadis itu. "Eh, Ryujin," ucap Hyunjin.
"Ohh ... lu kerja di sini? Ya ampun, kok gue gak pernah liat lo, ya. Padahal, ini kafe langganan gue tau," cerocos Ryujin semangat.
Hyunjin tersenyum. "Iya Ryu, udah lama. Gue sering liat elo ke sini kok," kekeh Hyunjin. "Ice Americano," ujar Hyunjin mendahului Ryujin.
Ryujin mengerutkan keningnya lalu tersenyum. "Lo tau kesukaan gue?" tanya Ryujin.
Hyunjin menyeringai. "Karena lo sering kesini. Jadi, gue tau. Ya udah, gue ke sana dulu, ya." Kemudian Hyunjin pergi ke dapur.
Ryujin membalikan tubuhnya menghadap Hyunjin. Kemudian Ryujin mengembangkan senyumnya. Sudah lama, Ryujin tidak merasakan degupan kencang di dadanya. Biasanya, jantung dia akan berdegup kencang saat ia mendapatkan ciuman dari Jaemin.
"Mbak, ice, Americano." Seorang pelayan perempuan memberikan ice kesukaan Ryujin.
Ryujin mengangguk lalu membawa ice tersebut. Tapi, matanya menelusuri isi kafe itu, untuk mencari ke beradaan Hyunjin. "Maaf Mbak, Hyunjin lagi banyak tugas. Katanya, Mbak boleh nunggu sebentar. Nanti kalau sudah selesai, Hyunjin bakal nyamperin Mbak," ucap pelayan itu kemudian pergi.
Ryujin memasang ear phone ke dua telinganya. Ia mendengarkan lagu-lagu kesukaan dia. Jika sedih seperti ini, ia pasti akan mendengarkan lagu-lagu milik Judika. Semua lagu Judika bisa mengekspresikan isi hatinya.
Apalagi lagu Judika yang berjudul Mama Papa Larang. Waktu Ryujin pacaran dengan Jaemin, lagu itu lah yang sering Ryujin dengarkan saat ia sedang gundah.
"Ryu," panggil seseorang.
Ryujin terkaget. Ia langsung mencopot kedua ear phone nya dan tersenyum melihat siapa seseorang yang ada di depannya itu. "Udah beres?" tanya Ryujin.
"Oh ya, kata Ayah, kapan-kapan lu main ke rumah gue," kata Ryujin.
Hyunjin membulatkan kedua matanya. "Serius? Aduh, gimana ya, malu gue," ujar Hyunjin.
Ryujin menghembuskan nafasnya kasar. "Malu karena lo gak punya apa-apa? Ya ampun Jin, Ayah gue udah tau kerjaan lo apa kok, dia biasa aja. Lagian, gue gak pernah liat Ayah antusias nanyain cowok sama gue. Gue ngomongin Jaemin aja, Ayah marah," ujar Ryujin.
"Tapi ya Ryu, orang tua lo, baik tau," ucap Hyunjin mengalihkan pembicaraan.
"Mereka emang baik Jin, tapi, semenjak gue pacaran sama Jaemin, mereka kaya gitu," ucap Ryujin.
"Ya udah, nanti kapan-kapan, gue main ke rumah, lo." Ryujin tersenyum mendengar ucapan Hyunjin barusan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.