"Jadi dokter, apa yang harus kami lakukan?" Tanya hendra
"Untuk saat ini saya hanya bisa memberi saran pak bu, agar cahya di hindari dari hal-hal yang akan membuatnya kecapean dan juga cahya harus di hindari dari hawa dingin yang berlebihan, karena hal itu akan berakibat pada jantung dan pernapasannya" saran dokter santi
"Apa yang akan terjadi jika cahya terkena dingin dok?" Tanya bunda
"Begini bu, jantung cahya saat ini lemah, jadi ada baiknya jika hal-hal yang saya katakan tadi di jauhkan darinya." Dokter santi menjeda ucapannya
"Kalau sampai hal sedemikian tidak di jauhkan darinya maka akan berakibat fatal untuk cahya sendiri bu, pak" jelas dokter santi"Apa ada penyakit cahya bisa di sembuhkan dok?" Tanya dewi disela tangisnya
"Bisa, kecuali cahya mendapatkan donor yang pas untuk dia"
Dewi dan hendra hanya terdiam setelah itu berpamitan dan pergimeninggalkan ruangan dokter santi.
Seorang gadis kecil duduk didepan jendela ruang rawat dengan hijab di tangannya, dia melamun entah dia mengerti apa yang terjadi padanya atau tidak yang pasti sekarang dia sedang melamun sambil melihat ke luar jendela.
"Sayang, kok duduk disini?" Kata seseorang yang baru saja masuk ke ruang rawat anak itu.
"Bunda, aya sakit ya bun? Kok aya udah 3 hari tidur di rumah sakit terus?" Tanya cahya dengan nada sendu kepada bundanya
"Ga papa kok sayang kan dirumah sakit aya tidurnya sama bunda, jadi sama aja kan sama di rumah" jelas dewi
"Aya mau pulang aja bunda, aya kangen sama nissa sama bang bintang"
"Aayaa sayang kalo aya mau pulang aya harus rajin minum obat sama harus sehat dulu"
Cahya diam sejenak mukanya seperti orang yang sedang berpikir
"Bunda, aya pulang sekarang aja ya, nanti aya di rumah janji sama bunda aya bakalan minum obat yang rajin biar aya ga sakit lagi."
Dewi menatap anaknya dengan sayang sambil mengelus rambut cahya yang sebahu 'ya rabb hamba ikhlas jika kau pindahkan sakit yang dirasa anak hamba untuk hamba rabbi, jangan dia' batin dewi menangis sambil berdoa pada sang maha kuasa
****
"Ayaaaaaaaaa!!!"
Suara yang sangat dirindukan cahya itu benar benar menggelegar di telinga cahya, padahal ia baru saja sampai di depan pekarangan rumahnya mobilnya pun belum parkir dengan benar.
"Ayaaaaaa, nissa kangen bangat sama aya" ucap nissa dengan wajah yang di sedih sedihkan ehh benaran sedih kok
"Aya juga kangen sama nissa makanya aya minta pulang sama bunda"
"Ehmmm sama nissa aja bang bintang ga nih?" Ucap bintang yang merasa di cuekin dari tadi
"Bang bintang juga, mama sama papa juga" ucap cahya
Dirumah cahya, berkumpul keluarga wijaya dan purnama dua keluarga yang sangat sibuk namun tetap menjaga tali silahturahmi sejak menjadi tetangga.
"Apa separah itu wi? Sampe dia ga boleh main kayak dulu lagi"
Tanya mama febi yang sangat kaget mendengar sakit yang di derita cahyaDewi hanya mengangguk lalu menangis di bahu suaminya, febi yang melihat hal itu tak kuasa menahan air matanya ia lalu beranjak dari duduknya dan mulai menenagkan dewi, biar bagaimanapun dia juga punya anak perempuan dan itu juga seumuran dengan cahya.
Cahya dan nissa yang melihat kedua wanita cantik itu menangis lalu mendekati mereka
"Nih mama, bunda, kenapa nangis?" Tanya nissa polos sambil memberi sapu tangan kepada dewi dan febiolaKeduanya hanya menggeleng dan menatap cahya dengan sayang
"Udah mama sama bunda ga usah nangis, kan aya skarang udah pulang, nissa janji nissa bakalan jagain aya" kata nissa sambil menunjukkan kedua jari kelingkingnya tanda kalo ia benar-benar janji
Dewi dan febi langsung memeluk nissa dan cahya dengan sayang
"Febi, mas rangga saya dan suami saya udah mutusin bahwa penyakit aya ini jangan sampe ada yang tahu" kata dewi tiba tiba
"Kenapa wi?" Tanya rangga
"Kami hanya ingin cahya bisa punya lingkungan yang normal, bisa sekolah dengan normal dan bisa berteman dengan anak- anak normal lainnya hikss. Hiks" kata dewi dengan tangisannya sambil memeluk cahya yang sudah dari tadi duduk di sampingnya
"Jangan nangis bunda aya ga papa kok, aya ga bakal kasih tau ke orang-orang kalau aya sakit" kata aya seolah mengerti dengan apa yang di ucapkan bundanya
"Dan kami juga ingin cahya bisa merasakan kehidupan yang mungkin tidak bisa dirasakan oleh anak seperti dia" lanjut hendra
"Kalau itu memang keputusan kalian saya dan febi akan merahasikan ini sampai kapanpun, karena cahya sudah kami anggap seperti anak kami sendiri" kata rangga
"Nissa juga janji kok bakalan jagain aya terus" lanjut nissa
Itu adalah janji dari dua keluarga bahwa hanya mereka yang tahu tentang sakit yang didera cahya, bahkan pihak sekolah pun tidak boleh sampai tahu, walaupun mereka tahu ini akan beresiko untuk kesehatan cahya sendiri tapi semua mereka lakukan hanya untuk kebaikan putri mereka agar dia bisa hidup secara normal.
(Flash back off)
*****
Dahulukan al-qur'an okey👍
KAMU SEDANG MEMBACA
Antariksa yang kelabu
Teen FictionSebelum di baca di follow dulu ya👌 Biar kalo ada pembaruan dari cerita kalian dapat notifnya😊 'Aku bingung dengan hatiku, kenapa ia membiarkan rasa tumbuh dengan begitu mudah, Padahal jangankan cahaya, jantungku bahkan menolak angin untuk menemuin...