14 (Ada apa? )

14 0 0
                                    

Acara sudah selesai dari 10 menit yang lalu dan cahya sudah menunggu hampir 7 menit didepn toilet umum, tapi tidak ada tanda-tanda bahwa nissa akan kembali bersama Rasya.

'Nissa mana sih? berhasil ga ya dia ngajak kak rasya?" Kata cahya pada dirinya sendiri.

"Ya ampun bentar lagi maghrib lagi." Kata cahya lagi mulai panik.

"Hu hu... Hh sorry ay, nissa lama, tadi kak rasya ada rapat bentar sama anak-anak cowok" kata nissa dengan sedikit ngosngossan karena berlari.

"Iyah niss"

Cahya berjalan menuju rasya yang beberapa langkah dibelakang nissa.

"Boleh gw minta waktunya sebentar kak?" Nada halus seperti biasa

Rasya mengangguk pada cahya, nissa yang mengerti keadaannya sekarang pergi kedalam toilet sekedar memberi mereka cela untuk bisa berbicara berdua.

"Ehm, gw udah baca surat yang kakak kasih, dan...."cahya menghentikan kata katanya.

"Dan lo ga suka sama suratnya dan orangnya makanya lo diamin pengirimnya." Kata rasya asal ceplos.

"Hah ga kok kak, gw bukannya mau diamin kak rasya, hanya saja setelah membaca surat itu gw ngerasa ga enak aja." Jawab cahya cepat.

"Kenapa ga enak?" Tanya rasya

"Soalnya..." jawab cahya gugup

"Ga papa kok jawab aja"

"Soalnya gw ga bisa balas perasaan kak rasya" jawab cahya pelan tapi masih bisa didengar oleh rasya.

Rasya tersenyum,
"Ada hati lain ya yang lo jaga, atau ada hati lain yang lo harapin?"

"Hah, eh.. ga ada kak." jawab lira gugup

Iyah memang saat ini tidak ada hati yang ia harapkan, apalagi dengan kondisi fisik yang saat ini cahya alami

"La trus?" tanya rasya bingung

"Oke, gw ga mau ngasih harapan apa lagi hati pada siapapun yang ingin hati gw, gw ga mau orang yang sayang sama gw terluka jika tau yang sebenarnya tentang hidup gw, gw ga mau buat orang lain menderita apalagi sampai patah hati gara gara gw." Tanpa sadar air bening lolos setetes demi setetes dari mata indah cahya,

Rasya yang melihat itu, dibuat semakin bingung, apa yang sebenarnya terjadi pada wanita didepannya kini, kenapa dia menangis ketika berbicara soal hati?.

"Kak rasya orang baik, kaka pantas dapatkan yang terbaik. Maafin gw kak hiks. gw bukan orang yang tepat yang bisa menjaga hati kakak,." kata cahya sambil berlari pergi dan meninggalkan surat yang rasya kasih di meja depan mereka.

Nissa yang dari tadi menguping pembicaraan cahya dan rasya langsung keluar ketika mendengar suara bergetar cahya.

"Ay.!" Panggil nissa pada cahya yang sudah berlari meninggalkan tempat rasya berdiri saat ini.

"Gw harap kaka udah paham dengan apa yang cahya katakan." Kata nissa kemudiàn berlari mengejar cahya.

Bukan tanpa alasan nissa mengatakan hal demikian ke Rasya, kali ini nissa tahu kenapa sahabatnya memilih mengembalikan surat itu, karena ia tidak ingin menyakiti siapapun termasuk rasya.

Rasya masih mematung ditempatnya saat ini, jujur ia bingung dengan semua ini, ada apa? Kenapa dia menangis?

"gw salah ngomong kali ya? bingung gw" kata rasya sambil memegang depan jidatnya.

*****

D

itempat yang sama, dari kejauhan ada

Antariksa yang kelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang