Chapter 1 Bagian 5 "Pertolongan Pertama"

62 59 5
                                    

Adududududuh... Срање (Sranje), rasanya sakit sekali, aku rasa tulang ekor ku mendarat terlebih dahulu sebelum anggota tubuh ku yang lainnya. Aku tidak bisa merasakan anggota tubuh ku yang lain, sepertinya sistem saraf ku terkejut akibat benturan tadi.

Perlahan, aku berusaha menggerak-gerakkan jari tangan dan kaki ku lalu dilanjutkan dengan anggota tubuh ku yang lain sebelum akhirnya aku bisa merasakan dan menggerakkan anggota tubuh ku lagi, sialnya adalah...

"Vlado, kamu Vlado kan? Kamu nggak apa-apa? Bisa berdiri? Sini aku bantu, pegang tangan ku." Yap, dia menghampiri ku yang sedang terbaring di dalam cekungan tempat bermain skateboard. Dia memegangi lengan ku dan menariknya dengan kedua tangannya lalu saat aku setengah duduk tangan satunya lagi berpindah posisi menahan punggung ku sampai aku bisa duduk dalam posisi yang sempurna.

"Ada bagian badan mu yang sakit Vlado?" Aku menggelengkan kepala ku walau pada kenyataan nya apa yang kurasakan berbanding terbalik dengan jawaban yang kuberikan pada pertanyaannya.

"Kamu udah bisa berdiri belum?" Aku mencoba menggerakkan kedua paha dan betis ku lalu menjawab pertanyaannya.

"Sepertinya sudah bisa."

"Beneran?"

"Iya." Perlahan-lahan, aku mencoba berdiri. Namun terkadang aku kehilangan keseimbangan, paha dan betis kaki kiri ku rasanya seperti terkilir. Sepertinya, aku takkan bisa melanjutkan permainan ku hari ini. Huuuft... Hukuman lagi dari Tuhan untukku.

Saat aku berusaha berdiri, dengan masih memegang tangan ku dan punggung ku, Magdalena berusaha membantuku untuk berdiri tegap Namun, rasanya agak percuma karena kaki kiri ku terkilir.

"Kamu kenapa kaki kirinya miring gitu?"

"Sepertinya terkilir."

"Kamu tadi duduk di mana?"

"Di sana." Kata ku sambil menunjuk ke arah bangku tempat aku duduk.

"Bisa jalan sendiri?"

"Bisa." Aku mulai berjalan meninggalkan Magdalena, menaiki cekungan jalur skateboard sambil berusaha menahan rasa sakit ku sedangkan beberapa orang masih memerhatikan ku akibat kejadian tadi.

Setelah bersusah payah berjalan, akhirnya aku sampai di bangku tempat ku menaruh tas ku. Langsung saja aku memiringkan hadan ku dan mengangkat paha kiri ku dan meletakkannya di atas bangku sambil memijat-mijatnya beberapa kali.

Beberapa saat kemudian, Magdalena menghampiri ku bersama dengan tasnya dan tempat gitarnya, entah apa yang dia ingin lakukan pada ku atau ingin kan dari ku aku tidak peduli, aku hanya ingin sendirian tapi aku rasa orang ini takkan mengerti.

Ia berdiri di samping ku lalu menaruh tasnya, membuka resletingnya dan merogoh isinya, mengambil lotion yang ada di dalamnya. Aku tidak tahu kenapa dia mengambil lotion tapi aku pikir ini bukan saat yang tepat untuk merias diri Magdalena.

"Vlado, bisa tolong buka sepatu, kaos kaki sama gulung celana mu di kaki mu yang sakit?"

"Kamu mau ngapain?"

"Ikutin aja apa kata ku ya, plis."

Hhh... Entah apa yang akan dia lakukan aku tidak tahu tapi aku turuti saja keinginannya supaya ini cepat berakhir dan aku bisa mendapatkan ketenangan dan kesendirian ku kembali.

Setelah aku membuka sepatu, kaos kaki dan menggulung celana di bagian kaki ku yang terkilir, ia mulai mengusap-usap krim lotion yang ia tuangkan di telapak tangannya kemudian dia mulai menekan-mekan nya di bagian paha dan kaki ku yang terasa sakit akibat terkilir, dia sedang memijiti ku, terkadang aku meringis dan sedikit mengernyit karena rasa sakit dipijit olehnya, ia melakukan itu untuk waktu yang lama, jika aku perkirakan hingga 15 menit kemudian ia bertanya pada ku.

"Kaki kiri mu masih sakit nggak?" Aku menggerak-gerakkannya lagi bersamaan dengan paha ku, rasanya tidak sesakit tadi. Aku menggeleng padanya, ia membalasnya dengan senyuman.

Untuk pertama kalinya, aku merasakan sesuatu yang berbeda dengan perasaan ku, aku merasa tubuh ku sedikit panas, mata ku terbuka lebar. Namun, bukan karena amarah melainkan sesuatu yang lain, perasaan apa ini? Apakah ini yang dalam bahasa negeri ini disebut sebagai terpukau? Malu? Kagum? Tersipu? Atau gabungan dari 4 kata itu? Kata apa yang dapat mewakili perasaan ini dalam bahasa negeri ini? Ah sial!

"Vlado...?"

"Hmm?"

"Kenapa muka mu merah? Apa kamu kepanasan? Belum cocok ya sama cuaca di sini?"

"Sepertinya." Jawab ku sambil sedikit menoleh ke samping dan bola mata ku melirik ke bawah, untung saja saat ini matahari cukup bersinar walau awan kelabu masih mengitarinya jadi dia tak berpikir yang macam-macam, puji Tuhan.

"Di kosan mu ada AC?"

"Ada."

"Mau pulang ke kosan sekarang?"

"Memang sekarang jam berapa?"

"5 sore."

"Sebentar lagi senja ya?"

"Iya."

"Aku mau pulang." Jawab ku sambil beranjak berdiri, melepas pengaman yang aku pakai, memasukannya ke dalam tas ku kemudian menggendong nya, mengambil dan menenteng skateboard ku, dan berjalan menjauh dari Magdalena.

"Vlado!" Aku masih terus berjalan kemudian, dari kejauhan aku mendengar suara langkah kaki yang cepat menghampiri ku.

"Ayo kita pulang bareng." Ujarnya dengan nada bersemangat.

"Hmmm." Jawab ku padanya. Mukanya berubah menjadi sedikit murung, mungkin karena sifat ku, ah sial aku merasa bersalah dan oh iya, bodohnya aku, lupa mengucapkan terimakasih padanya atas apa yang sudah dia lakukan untuk ku. Tuhan, maafkan aku jika aku lupa berterima kasih padanya, aku harap aku tidak menyakitinya terlalu jauh, dan jika iya aku mohon hukum aku secepatnya tapi jika tidak maka mohon ampuni aku untuk dosa ku hari ini.

"Magdalena."

"Iya?" Jawab nya sambil mendongakkan kepalanya ke wajah ku dan aku menoleh sedikit kepadanya.

"Terimakasih sudah membantu ku tadi." Ia tersenyum kepada ku, wajahnya ceria kembali, puji Tuhan.

"Sama-sama, Vlado." Jawabnya kemudian ia bertanya.

"Vlado?"

"Ya?"

"Sama-sama di bahasa negara mu apa?"

"нема на чему (Nema na cemu)."

"Nema na cemu, Vlado!" Jawabnya dengan nada riang seperti anak kecil saja, aku harap dengan ini aku dan dia impas sehingga kami tak harus berinteraksi lebih jauh lagi.

Tuan SedihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang