GIMH - 3

19.2K 872 19
                                    

Suasana kantin memang selalu ramai jika sudah memasuki jam istirahat. Tapi kini semakin ramai, di saat ketiga laki-laki tampan mulai memasuki area kantin dengan langkah cool-nya. Di sepanjang langkahnya, banyak pasang mata yang memperhatikan mereka bertiga, lebih tepatnya adalah para kaum hawa.

Bahkan ada yang sampai menumpahkan mangkuk bakso saking terpananya dengan pesona ketiga laki-laki itu. Mereka adalah the most wanted-nya Alzero, khusus untuk angkatan ke sepuluh. Karena setiap angkatan selalu mempunyai pentolan siswa-siswi yang cantik dan tampan, serta berotak pintar.

Siswa-siswi yang ada di Alzero tidak mengakui the most wanted yang hanya memiliki good looking saja, tapi mereka harus mempunyai good attitude, dan pintar. Salah satu contohnya adalah ketiga laki-laki yang sedang menghampiri meja di mana ada tiga orang gadis yang sedang makan dengan tenang di sana.

"Kebiasaan, ya, kalau ke kantin tuh nggak pernah ngajak-ngajak," ujar Rey ketika mereka sampai di tempat ketiga gadis itu.

"Kalian 'kan emang jarang ke kantin, wajar aja kalau kita nggak ngajak kalian. Ya nggak, sis?" Redyna membalasnya dengan acuh tak acuh seraya tetap memakan makanannya.

"Lo tahu 'kan kita bertiga sesibuk apa?" timpal Abi.

"Iya, tahulah gimana sibuknya anak IPA."

Redyna kembali memakan makanannya, gadis itu tidak peduli dengan ketiga laki-laki di hadapannya. Selain Dinda dan Zahra, Redyna memiliki sahabat yang lain. Ketiga laki-laki itulah sahabatnya, mereka bersahabat sejak kecil, jauh sebelum Redyna mengenal Dinda dan Zahra. Rumahnya beserta rumah ketiga laki-laki the most wanted itu berada di kompleks yang sama, namun berbeda blok.

"Lo bertiga nggak laper?" tanya Dinda pada ketiga laki-laki di hadapannya yang sedang berbicara.

"Laper dong, buat apa gue ke kantin kalau kagak untuk makan." Reva membalas pertanyaan Dinda. Kemudian laki-laki itu berdiri dari duduknya dan menatap Rey dan Abi secara bersamaan. "Berhubung gue lagi baik hati, hari ini biar gue yang pesen makanannya. So, kalian mau makan apa?"

"Gue mau yang kayak Dyna," ucap Rey, lalu menyenggol lengan Abi. "Lo pesen apa, cuk?"

"Daging babi berlemak," balas Abi.

"Lo kalau mau itu, beli aja di sekolah sebelah. Di sini nggak ada yang jual." Selepasnya, Reva beranjak untuk memesan makanan. Akan ia pesan makanan untuk Abi sama sepertinya.

Kini Rey menatap Zahra yang tengah membenarkan helaian rambut. "Makin cantik aja, Ra," gombalnya. Dalam seketika, Zahra menggantungkan tangannya di udara ketika mendegar ucapan Rey. Matanya menatap tak berkedip ke arah laki-laki itu.

Zahra berdeham terlebih dahulu, lalu tersenyum malu-malu, dan tangan gadis itu menyelipkan helaian rambutnya ke belakang telinga, lalu menyahut, "Ah, Rey, kamu bisa aja."

Byurrr

"Apa-apaan nih, Na?! Kenapa malah muka gue yang kena semprot?!" pekik Dinda. Sedang asyik-asyiknya mengunyah batagor, tiba-tiba dari arah sebelah, Redyna menyemburkan air yang baru saja diminum oleh gadis itu. Bagaimana Dinda tidak kesal jika sudah seperti ini!

Redyna gelagapan, ia langsung mengambil tisu dan mengelap wajah Dinda yang tadi terkena semburan darinya. "Duh ... sorry, Din. Gue nggak bermaksud kok."

Gavin Is My Husband [Completed in Dreame/Innovel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang