28. Permintaan maaf

4K 606 77
                                    

Bumi gak hanya berputar buat kita, jadi jangan egois.- Nkcthi
⚪♥⚪

Wajar saja kalau seandainya dia merasa kurang semangat hari ini, hidupnya merasa kosong, bahkan apa saja yang ada di sekitarnya tampak tak terlihat di matanya. Dia seperti sedang berada di ruangan yang kosong dan hampa, sepi dan sunyi, hilang dan tenggelam. Bahkan, siapa saja yang melintas tidak akan mengatahui jika dia ada.

Bunyi getaran ponsel pagi tadi mampu merobohkan dinding kokoh yang membungkus hatinya, jujur saja ada rasa tidak suka jika seseorang yang sekarang menjadi miliknya akan segera berubah dan menghilang.

Marah pun tidak akan mampu membuat semuanya berubah. Dia sadar hanya sebatas pacar simpanan, bukan istri yang bisa marah jika suaminya sedang berkencan dengan perempuan lain.

(Namakamu) sekarang sadar, begini setiap hari yang di rasakan Zidny ketika Iqbaal bermesraan dengannya. (Namakamu) seharusnya tahu dan mengerti bahwa mencintai suami orang tidaklah baik, namun bagaimana bisa sekarang dia harus melupakan Iqbaal dan memutuskan hubungan teralang ini.

"Hubungan kita gak punya masa depan Baal," lirih (Namakamu) di sofa pojok ruang tengah butiknya.

Pandangannya tak henti menatap sebuah aquarium kecil di sebelahnya.

Setelah mengantar Andara pergi les private di temani oleh Cimo, (Namakamu) kembali merasakan uring-uringan ketika Andara selalu saja merengek meminta Iqbaal juga ikut menemani dirinya.

"(Nam)," panggil Salsha dari ambang pintu. Tangannya memegang baju jas berwarna putih sepertinya sedang cemas. "Ada yang nyariin kamu, cowok, anaknya putih, tinggi, kulitnya mulus tenan, dan ganteng. Senyumnya manis banget."

"Sana gih buru," imbuh Salsha.

(Namakamu) mengusap air matanya yang hampir saja menetes. "Iqbaal?"

"Bukan, kalo Iqbaal mah gue tahu, orang ini baru."

"Lima menit lagi, suruh tunggu Sal."

"Oke (Nam)."

*

(Namakamu) keluar dari ruangan yang penuh sepi itu, sedikit memijat kepalanya yang pening hingga sampai pada ruang tunggu dimana seseorang sedang menunggu dirinya bersama dengan perempuan paruh baya di sampingnya, tolong (Namakamu) takut di lamar.

"Ternyata kamu Zan tamunya, maaf lama."

Irzan terlihat gugup saat kembali berani menatap (Namakamu) sesuai membentak Andara kemarin, huh, Irzan rasanya takut jika (Namakamu) masih marah.

"Kamu pemilik butik ini ya?" tanya perempuan paruh baya di sebelah Irzan yang (Namakamu) yakini itu adalah mama Irzan.

"Iya tante."

"(Namakamu), kenali ini mama aku dan kebetulan mama aku lagi nyari dress buat acara nikahan keponakannya jadi aku ajak dia kesini. Ma, ini (Namakamu) temen aku."

(Namakamu) tersenyum dan berbalas jabatan tangan Yuni. "(Namakamu) tante, senang bisa bertemu sama tante. Oh iya, kebetulan bulan ini emang butik kita lagi ngeluarin produk terbaru yang pastinya branded gitu tante."

MOM [E-book Tersedia di Google Play Book📚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang