27. Rewelnya Andara

4.3K 576 110
                                    

♥⚪♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♥⚪♥

Z

idny tidak bosan-bosannya memegang kertas panjang polos dengan amplop yang dia letakkan di atas meja nakas. Mungkin jutaan orang tidak akan pernah merasakan bagaimana bahagianya Zidny ketika dinyatakan hamil.

Namun, ketika wajahnya menatap ke arah samping dia menjadi tersenyum bahagia ketika melihat Iqbaal tertidur membelakangi dirinya. Tulang punggung Iqbaal yang terlihat sedikit membuat hati Zidny begitu tenang.

Zidny belum menyampaikan tentang kehamilannya kepada Iqbaal. Pasalnya kemarin malam saat bicara masalah itu kepada keluarga Iqbaal, Iqbaal belum juga datang dari bekerja jadi otomatis Iqbaal belum tahu semuanya.

Zidny yakin setelah Iqbaal mengetahui kabar baik pagi ini, suminya itu tidak akan pernah lagi pulang larut malam seperti yang akhir akhir ini Iqbaal lakukan. Walau ucapan Iqbaal mengatakan bahwa dirinya lembur, seratus persen Zidny yakin kalau Iqbaal pasti datang ke rumah janda sialan dan anaknya yang membawa malapetaka bagi Zidny.

Jika suatu saat nanti Zidny tak benar-benar memiliki Iqbaal dan tidak memiliki keturunan, sudah tentu Iqbaal akan menikah lagi dengan perempuan lain termasuk mungkin si janda sialan itu. Otomatis semua warisan yang turun temurun dari eyang Iqbaal akan jatuh pada anak Iqbaal nanti.

Ah, tapi itu tidak akan pernah terjadi.

"Kita lihat aja nanti," gumam Zidny.

Suara dering ponsel di meja nakas Iqbaal mampu membuat Zidny turun dari ranjang. Mengecek siapa yang menghubungi Iqbaal sepagi ini terlebih sekarang itu weekend.

"Ck, kenapa salah sih!" gerutu Zidny saat tidak bisa membuka ponsel milik Iqbaal karena sandi ponsel yang rumit. Dulu, Zidny sangat mengetahui banyak soal hp Iqbaal berserta kata sandi di dalamnya dan Sekarang dia sama sekali tidak tahu. Bahkan, siapa yang menghubungi Iqbaal pun tidak terlihat namanya karena butuh sandi, Iqbaal sangat mahir jika berselingkuh, mungkin itu pikir Zidny.

"Siapa?" tanya Iqbaal masih dengan keadaan mata terpejam.

"Kuncinya berapa kodenya is, orang sama istri kok ditutup-tutupi."

"Sama kayak yang dulu," sahut Iqbaal merentangkan kedua tangannya mengumpulkan jiwa raganya yang masih hilang entah kemana.

"Gak bisa, Iqb... Eh."

Dengan gerakan kasar Iqbaal mulai merampas ponsel miliknya dari tangan Zidny. Dia tahu siapa yang menghubungi dirinya jika sudah berisi kode untuk membuka ponsel.

Iqbaal memang sengaja menyembunyikan kontak (Namakamu). :)

"Iya hallo?" Iqbaal membenarkan posisi duduknya. Duduk di sisi ranjang sembari mengatur rambut yang terlihat acak-acakan dengan tangan kiri sedangkan Zidny ikut duduk di sebelah Iqbaal seraya fokus mendengarkan pembicaraan Iqbaal melalui sambungan telepon.

MOM [E-book Tersedia di Google Play Book📚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang