26. Iqbaal kalo marah gemesin

4.6K 587 125
                                    

♥⚪♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♥⚪♥

(Namakamu) menyesap panas teh hangat buatan Cimo sembari melangkah menuruni satu persatu anak tangga mencari keberadaan Iqbaal yang sedari tadi tidak mau mengajak dirinya bicara.

Setelah menidurkan Andara di kamar miliknya, rasanya nafasnya masih berburu ketika mengingat kejadian tadi bersama Zidny di rumah Iqbaal. (Namakamu) sangat jahat telah membentak Zidny, namun bagaimana pun Zidny yang duluan mencari perkara dengannya seharusnya Zidny perlu di kasih pelajaran.

Lupakan tentang Zidny, sekarang lihat betapa prustasinya Iqbaal di ruang tengah masih duduk mematung dengan pandangan ke bawah menatap karpet berbulu yang terasa menarik di bandingkan televisi yang menayangkan sejuta kali iklan dengan gambar yang sama.

"Iqbaal," panggil (Namakamu) tidak merasa bersalah. Apa yang harus di permasalahkan? "Kamu kenapa kok ngelamun sih?"

Iqbaal tentu menoleh menatap (Namakamu) lirih, matanya berair, dan bibirnya bergetar. Mungkin Iqbaal cemburu ketika melihat kejadian tadi (Namakamu) bersama Irzan. "Sakit."

"Apanya sakit?" (Namakamu) bergeser duduk menjadi sangat dekat dengan Iqbaal. Tangan kanannya memegang dahi Iqbaal yang memang terasa hangat namun tidak hangat banget. "Pusing?"

"Pusing, sesek," sahut Iqbaal lirih.

(Namakamu) mendelik lalu kembali menyesap teh hangat.

"Kamu mau tahu?" tanya Iqbaal mengambil tangan (Namakamu) lembut, walaupun seharusnya sekarang Iqbaal yang harus marah karena (Namakamu) tidak pernah bercerita soal Irzan. "Disini ada kamu dan kamu menyakitinya."

(Namakamu) menyentuh dada Iqbaal bagian kiri, degup jantung Iqbaal berdetak tidak normal. Lebih cepat, bahkan getarannya sangat kuat.

"Kamu kenapa gak pernah cerita soal Irzan yang pernah dateng kesini? gak pernah cerita soal Irzan yang pernah kamu temui di kereta api, kapan naik kerata? dan kenapa naik kereta?"

Dan (Namakamu) tahu, Iqbaal sekarang tengah cemburu, dia suka.

"Untung banget aku masih sayang sama kamu dan bisa tahan emosi aku karena lihat wajah cantik kamu, kalo enggak aku bisa aja bentak-bentak kamu."

"Maaf," kata (Namakamu).

"Ya, aku bisa aja maafin cuma aku sekarang lagi butuh kejelasan. Kenapa kamu bisa kenal sama Irzan? kenapa tanpa aku tahu ternyata Irzan sering ke rumah kamu? dia kakak ipar aku tahu."

"Sebelumnya aku gak tahu kalo Irzan itu kakak ipar kamu dan kakak kandung Zidny."

"Kalo tahu kamu bakalan selingkuh iya? gak boleh (Namakamu), gak boleh selingkuh."

MOM [E-book Tersedia di Google Play Book📚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang