10. Yak, mundur

4.8K 609 43
                                    

💡Jadi apa yang harus kamu takutkan, eum?💡

🔝

Dia duduk disalah satu pojokan Cafe dalam sebuah keramaian menjelang malam tiba. Hanya bertanya dalam sajak hati tak bisa berorientasi pada kenyataan untuk sekarang ini.

Hanya mampu memutar tangan ke arah kanan tepat dimana sedotan itu berdiri dengan tumpuan gelas berisi minuman. Di luar hujan, menambah kesan semerbak hati yang tergores.

Dia bisa mengatakan sesuatu dengan panjang lebar tanpa meminta izin kepada hatinya, dia termakan omongan sendiri, ah sudah lupakan saja, mungkin mengigau!

Pikirannya terngiang-ngiang pada kejadian tadi sore bagaimana anak laki-lakinya memuntahkan darah segar karena demam tinggi seakan membuat dia merasa cemas, takut akan terjadi hal yang tidak dia inginkan.

Namun, dia tidak ingin tersolimi di cap sebagai wanita perebut suami orang dia harus menjelaskan, (Namakamu) merasa bahwa orang yang bernama Zidny itu sangat baik di panggilan telepon, tapi untuk realita dia tidak tahu.

"Sebentar tapi jangan kayak kemarin, awas aja sampai di rumah kamu gak ada. Iya, hati hati."

(Namakamu) menoleh ketika melihat dan mendengar suara perempuan berambut blow yang sedang tertuju ke arah dirinya, itu Zidny, sudah pasti.
"Gak usah macem-macem," kata Zidny menekan tombol pada ponsel milik dirinya itu lalu menghela nafas berat dan duduk di hadapan (Namakamu).

"Lo (Namakamu) kan?" kata Zidny menebak.

(Namakamu) hanya mengangguk dan kemudian tersenyum manis, melihat Zidny yang terlihat seperti orang yang baik membuat (Namakamu) merasa sangat bersalah ketika mengganggu Iqbaal malam-malam hanya untuk mengisi permintaan Andara.

"Iya."

"Well, gue cuma mau bilang sama lo soal Iqbaal suami gue yang akhir-akhir ini selalu deketin lo itu!"

(Namakamu) mendelik.

"Gue tahu semua hal yang dilakukan Iqbaal di luar sana, dari awal anak lo diajak pulang dan nginep sama Iqbaal gue udah tahu kalo Iqbaal selingkuh, tapi gue diem. Tapi gue tahan semua feeling gue yang selalu berprasangka buruk tentang Iqbaal!"

(Namakamu) menelan ludah pahit, ingin sekali bicara namun Zidny sudah memotong semuanya.

"Kenapa?" Zidny bertanya sedikit agak membentak. "Kenapa gue berani ngomong soal ini ke lo, kenapa? lo tau alasannya kenapa?" Zidny berusaha agar bentakannya tidak bisa di dengar oleh orang sekitar.

"Gue gak selingkuh sama suami lo."

Zidny tersenyum miring. "Enggak? enggak banget? enggak apa iya banget, hum?"

"Enggak."

"Haha, kalo enggak kenapa bisa baju kemeja Iqbaal bisa ada bekas lipstik lo? kenapa di leher Iqbaal banyak ada bekas, bekas tanda kepemilikan!"

Zidny bersidekap dada. "Kalo bukan lo siapa lagi coba, ternyata ya feeling gue bener, murahan banget lo jadi cewek! lo pakek anak lo buat hasut Iqbaal kan? iya KAN!"

Tangan (Namakamu) mengepal kuat di bawah sana, soal kejadian kemarin malam memang Iqbaal sempat melakukan kissing dengannya setelah Andara tertidur nyenyak, (Namakamu) merasa takut kali ini.

Namun, takutnya sekejap hilang saat Zidny mengatakan kesalahan ini adalah penyebab dirinya mengasut Iqbaal dengan perantara Andara. Boleh, Zidny boleh memaki-maki diri (Namakamu) tapi tidak untuk Andara.

"Jawab!"

(Namakamu) berusaha setenang mungkin, mengeluarkan aura hati yang tenang sama seperti Salsha ajarkan minggu lalu. Dia memang bersalah tapi dia tidak boleh terlihat seperti orang yang bersalah.

Dia mengangkat tangannya menaruh pada meja kedua sikunya dan mulai menjelaskan pada Zidny dengan semua kebohongannya.

"Zidny kan?" tanya (Namakamu) agar tidak salah menyebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Zidny kan?" tanya (Namakamu) agar tidak salah menyebut. "Hm, kenapa untuk peristiwa seperti ini kamu harus bertanya kepada saya?"

"Suami kamu di rumah, Iqbaal di rumah, kenapa kamu tidak mencoba bertanya dengan Iqbaal soal masalah bekas kissing yang ada di lehernya?"

(Namakamu) terkekeh kecil. "Saya memang janda tapi hobby saya bukan menjadi perebut suami orang. At least saya sudah mau bertemu dengan kamu, setidaknya buat pembicaraan yang penting! bisnis saya banyak, kerjaan saya banyak! saya tidak bisa hidup seperti anda yang hanya meminta pada suami!"

"Satu lagi," ujar (Namakamu) menunjukk Zidny. "Kamu boleh tuduh saya tapi jangan masalah ini kamu sangkut pautin juga dengan anak saya!"

"Iqbaal selalu cerita semua yang dia lakuin di kantor sampai saat dia di luar kantor---"

"Bukankah seharusnya begitu?" tanya (Namakamu) remeh.

Zidny menatap tajam. "Tapi setelah kedatangan anak lo yang tiba-tiba deket sama Iqbaal, suami gue berubah asal lo tahu. Dulu, masih bisa gue tanyain soal kegiatan apa yang dia lakuin seharian tapi sekarang setiap gue nanya, dia selalu ngalihin pembicaraan gue dan itu semua adalah lo penyebabnya dan anak sialan lo!"

"Kamu boleh sebut saya dengan kata pelakor tapi tarik ucapan kamu soal anak sialan itu!" kata (Namakamu) penuh tekanan.

Zidny terkekeh. "Lo seharusnya sadar sama apa yang lo lakuin."

"Saya gak pernah ngelakuin apapun, saya gak pernah sama sekali ngusik kehidupan kamu! jadi tolong berhenti menuduh saya memiliki hubungan lain dengan suami kamu!"

"Iqbaal mencintai gue!"

"Lalu apa lagi yang kamu takutkan, eum?"

Zidny menoleh. "Lo jauhin dia."

"Saya bakal jauhin Iqbaal kalo kamu sudah bisa memberikan apa yang Iqbaal mau."

"Maksud lo?" bentak Zidny.

"I think, kamu tahu apa maksud saya! permisi!"

**

Gaje?

Eh ada yang mau cerita baru kagak? 😂

MOM [E-book Tersedia di Google Play Book📚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang