47. Tambahan part

2.4K 248 9
                                    

(Namakamu) benar-benar merasa tubuhnya sulit sekali di gerakkan, rasanya kaku, sakit dan dia mulai merasa ingin terbangun dan membuka matanya perlahan demi perlahan.

Entah sekarang dia sedang ada dimana, namun tempat ini sangat gelap. Bahkan matanya sulit sekali menemukan satu titik cahaya sebagai penerangan.

"Ade?" (Namakamu) memanggil dengan sangat pelan, lemas, dan sayup-sayup. Hanya anak laki-lakinya yang saat ini harus dia ketahui dimana keberadaannya.

Sebentar, bukankah kemarin dia sedang diperjalanan menuju pulang bersama Iqbaal, Irzan dan Andara? Lalu bagaimana mungkin sekarang dia berada di tempat gelap ini.

Dia bisa mencium bau obat-obatan disini, tetesan air disebelahnya dan ranjang yang sekarang ia tempati seperti brankar rumah sakit. Apakah sekarang dia tengah berada di rumah sakit? Lalu apa dan kenapa?

"Iqbaal," lirih (Namakamu) lagi.

Perlahan matanya menangkap seutas cahaya yang menerangi dinding berwarna putih itu yang baru saja di lihat karena adanya cahaya. (Namakamu) bisa melihatnya, seseorang masuk ke dalam dan mendorong benda yang entah (Namakamu) tidak tahu itu apa.

Tebakannya sangat benar, dia sedang berada di rumah sakit ketika seseorang perempuan dengan pakaian serba putihnya menghidupkan lampu. (Namakamu) mengerjapkan matanya berusaha mengingat-ingat apa yang sedang terjadi dengan dirinya sampai dia berada di tempat ini.

Lalu dimana Iqbaal?

Andara?

Dan Irzan?

Tidak, (Namakamu) tidak boleh berfikir megatif tentang itu.

"(Namakamu), akhirnya kamu sudah sadar juga, apa kamu bisa melihat ku?" Kata perempuan berbaju serba putih itu-perawat.

(Namakamu) mengangguk.

"Kamu koma dari tiga minggu yang lalu."

"Koma?" Tanya (Namakamu) tidak percaya.

Perawat itu mengangguk. "Iya, ini semua terjadi karena kecelakaan yang terjadi dengan kamu dan keluarga kamu."

(Namakamu) menoleh. "Kecelakaan?"

"Dimana anak aku sekarang suster? Dimana Iqbaal dan dimana Irzan?"

Perawat menelan ludahnya. "Mereka semua..."

"Mereka semua sudah meninggal," kata perawat itu santai.

"HAH? Enggak, enggak mungkin mereka semua ninggalin aku, SUS GAK MUNGKIN SUS!"

"Hey."

"AKU GAK BISA HIDUP TANPA MEREKA SUS, AKU PENGEN KETEMU DIA AKU PENGEN KETEMU ADE, ANAK AKU!"

"Sayang, hey."

"JANGAN TINGGALIN AKU IQBAAL."

"Hey."

***

Bakalan ada sesuatu yang baru, di tunggu ya. Ini sebenarnya masih gantung but.....ya kalian bakalan tahu di next part lah❤️

MOM [E-book Tersedia di Google Play Book📚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang