"Kenapa tiba-tiba nggak mau ikut Ly? padahal dulu lo paling semangat kalau tentang roller coaster." Hera baru saja kembali setelah menaiki roller coaster bersama Kean.
"Tiba-tiba pusing aja, Ken mana?" Tanya Lily.
"Dulu kak Alan yang mabok, sekarang si Kean udah kayak di ambang kematian, lagi di toilet dia." Hera tertawa membayangkan ekspresi Kean sepanjang perjalanan di atas roller coaster tadi, wajahnya mengatakan seolah-olah kematiannya sudah begitu dekat.
"Loh kok cuma dua?" Hera melihat Alan yang baru saja kembali dengan dua cone ice cream di kedua tangannya, satu cone dengan tiga rasa diberikan pada Lily, dan yang satunya lagi dengan tiga rasa yang berbeda diberikan pada Hera membuat senyum di kedua wajah cantik itu mengembang.
"Hera pernah bilang nggak suka ice cream, terus kenapa di beliin juga? Mending kak Alan buat Lily semuanya," rutuk Lily dengan memasang raut wajah cemberut yang di buat-buat.
"Bukan nggak suka ya, tapi gue nggak mau terlalu sering makannya nanti gendut jadi jelek kayak lo ew," balas Hera sambil menikmati ice creamnya.
"Lily nggak gendut." Suara Alan membuat senyum kembali mengembang di wajah Lily sedangkan aura suram terpampang jelas pada wajah Hera yang sorot matanya sudah memancarkan laser pada Alan.
"Nggak jelek juga kan kak?" Tanya Lily merasa mendapa dukungan dari Alan.
"Cantik," jawab Alan singkat.
Laser pada sorot mata Hera memanas. Kean yang baru saja kembali dari toilet langsung duduk dengan wajah yang masih sedikit pucat.
"Ken, gue cantik kan?"
Pertanyaan yang terlontar dari bibir Hera sontak membuat Kean kembali merasa mual, dan dengan sengaja membuat gestur tubuh ingin muntah. Lily dan Alan sudah terkekeh pelan, sedangkan Hera seketika itu juga langsung melepas tas selempang mininya dan melemparnya pada Kean dengan keras.
"Lo yang bawain, berat," titah Hera yang kemudian melanjutkan menikmati ice creamnya yang mulai meleleh, kemudian berjalan pergi dengan kaki yang dihentak-hentakkan.
"Kak Alan nggak malu punya adik yang badannya aja besar tapi sifat masih kayak bayi gitu?" Tanya Kean dengan suara agak kencang karena dia tahu Hera masih bisa mendengarnya.
"Gue dengar Ken!"
Dan saat itu juga Kean tertawa terpingkal pingkal melihat Hera yang berbalik daln berjalan cepat ke arahnya bersiap memukulnya.
Beberapa orang di sekitar mereka menoleh karena kegaduhan di tempat umum itu tapi mereka tidak peduli, Lily dan Alan bahkan juga ikut tertawa.
• • •
Lily, Alan, Hera serta Kean benar-benar menghabiskan hari minggu itu dengan bersenang-senang, mereka berempat mencoba semua wahana yang berada di sana.
Mulai dari Wahana rumah hantu yang membuat Lily menangis karena kaget dengan Hantu yang tiba-tiba menarik rambutnya dari belakang sehingga membuatnya terjatuh, dan membuat Hera mengeluarkan jiwa wonder womennya dengan menonjok topeng yang di pakai hantu itu.
Kean dan Alan yang bersaing dalam permainan adu kekuatan tinju, yang kalah harus masuk ke dalam labirin cermin lebih dulu dan sendirian dan yang menang akan masuk bertiga dengan Lily dan Hera. Berujung dengan Lily, Hera dan Alan yang harus menunggu setengah jam lebih di ujung pintu keluar labirin karena Kean yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
Saat mendengar lagu Monster EXO Lily dan Hera langsung berjalan cepat ke sumber suara dan berhenti tidak jauh dari floor dance. Mereka berdua akhirnya menarikan dance lagu Summer Rain dan Gfriend. Setelah berhasil menyeret Kean dan Alan akhirnya kedua laki-laki itu terpaksa menarikan dance Tempo EXO, dan berhasil mengundang beberapa gadis sebaya mereka berhenti sebentar untuk menonton kedua laki-laki yang membuat mereka terpukau.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Over [✔️]
Teen Fiction-Cover by me- [TAHAP REVISI] . . Tiap orang punya caranya masing-masing Arkha yang bersembunyi di antara semak belukar berduri, demi menembakkan peluru kosong pada target di hadapannya tidak ada yang dia dapatkan, selain luka untuk dirinya sendiri, ...