- 1 2

21 18 0
                                    

2 Minggu lalu...

Seorang pemuda berambut biru hampir putih itu nampak menuruni anak tangga pesawat yang baru saja mendarat. Pemandangan elegan bandara di bawah langit senja yang menyambutnya saat itu.

Arkhana menghembuskan nafasnya pelan, dia sadar tujuan utamanya untuk pindah sangat tidak masuk akal tapi dia tetap melakukannya.

Di antara banyaknya orang yang terlihat sedang menunggu seseorang yang juga baru saja turun dari pesawat, mata Arkha menangkap sosok Farel yang melambaikan tangan ke arahnya berada di sana.

Arkha tersenyum kemudian berjalan ke arahnya, Farel dengan tanpa diminta langsung mengambil alih koper Arkha dan membawanya untuk dimasukkan ke dalam bagasi mobil, dia tahu sahabatnya itu lelah setelah menempuh perjalanan panjang dan membosankan.

Sebelum Farel mengantarkan Arkha pulang, mereka berkunjung ke salah satu Cafe terlebih dahulu.

"Jadi, kenapa mendadak begini?" Kedua sahabat itu kini tengah berada di dalam Cafe dan berbincang-bincang sembari menunggu pesanan mereka datang.

"Seharusnya lo udah tahu kenapa, kan?"

"Lily?" Farel menatap Arkha dan sudah terlihat jelas dari mata sendunya bahwa tebakannya benar.

"Gue bakal pindah sekolah, dan gue dengar kalian sekelas, benar?" Arkha berusaha memastikan.

"Jadi gue harus apa?" Tanya Farel lagi to the point.

"Jangan biarin Lily senyum lagi."

Dahi Farel berkerut. "Apa-apaan?"

Protes Farel terputus saat salah seorang pelayan datang membawa nampan dengan segelas Green Tea dan secangkir Mochacinno di atasnya.

Arkha tidak menghiraukan Farel yang menatapnya heran, Arkha mengambil cangkirnya kemudian menyesapnya pelan, yang akhirnya balas menatap Farel kemudian menjawab. "Lo yang paling tau kenapa kan?"

"Gue tau lo lagi banyak pikiran, jadi mending dari sini nanti kita ke apartemen lo untuk atur semua barang-barang bawaan lo, terus gue bawa ke tempat terbaik buat nenangin pikiran."

Arkha hanya diam, memang benar di dalam otaknya sedang terjadi badai besar, terlalu banyak hal yang mengganggu pikirannya.

• ️• •

Mobil yang dikendarai Farel berhenti tepat di depan sebuah apartemen 7 lantai yang mulai saat ini akan menjadi tempat bagi Arkha untuk tinggal juga.

Mereka keluar dari mobil, Farel menurunkan koper serta tas-tas
Arkha dari bagasi sementara Arkha sedang sibuk di bagian administrasi.

Setelah mendapatkan kunci apartemennya yang berada di lantai empat, mereka lalu menuju lift untuk naik.

'Lift sedang dalam masa perbaikan, silahkan gunakan tangga untuk sementara waktu.'

kalimat di atas sebuah kertas yang ditempel pada pintu lift itu sukses membuat keduanya menghela nafas berat.

"Tiba-tiba banget anjir, waktu gue pergi tadi masih oke aja kok." Farel memberenggut kesal, sementara Arkha menatap kertas pemberitahuan itu dengan memancarkan laser dari tatapannya. Kemudian pandangan mereka beralih pada tangga yang berada tepat di sebelah lift.

It's Over [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang