Beberapa minggu yang lalu...
"Kalau memang lo menyesal, lo bisa bantu gue," ucap Arkha yang kini menatap ke atas langit malam yang bahkan bintang tak terlihat dari sana.
Farel tidak menjawab, menunggu Arkha melanjutkan kalimatnya.
"Maaf lo gue terima asal lo setuju dengan permintaan gue pagi tadi, tentang Lily."
Farel masih terdiam sementara Arkha kembali bersuara.
"Hapus senyum Lily, setuju?"
"Nggak," jawab Farel tegas.
"Cari orang lain sana, gue nggak akan pernah mau," sambungnya.
• • •
Sehari setelah Hera dan Kean pergi camping...
Ponsel Arkha terus saja bergetar menandakan beberapa pesan baru saja masuk. Arkha yang baru saja akan tidur dengan berat meraih ponselnya yang berada di atas nakas.
Ratu
: Arkha?
: Bener ini nomor Arkha kan?: Maaf gue ganggu.
: Tapi dapatin nomor lo susah tau.
: Arkha, buka hati buat Ratu, mau nggak?Ratu. Arkha teringat kejadian tadi siang di sekolah sata dia sedang mencari-cari jaket berwarna biru gelap kesayangannya. Ratu dengan santainya membongkar isi tas Lily dan menemukan jaketnya dari dalam sana.
Sebuah ide tiba-tiba saja terlintas dalam pikirannya. Arkha melirik jam dinding di kamarnya, tepat pukul 10 malam, belum terlalu larut pikirnya.
Arkhana
: Gue tunggu di taman balai kota
: Sekarang.Arkha lalu bangkit kemudian mengambil jaket dan mengenakannya, setelah itu mengambil kunci motornya lalu turun ke bawah setelah mengunci pintu apartemennya terlebih dahulu.
Sementra Ratu hampir saja melempar ponsel di genggamannya begitu melihat pesan balasan dari Arkha yang tanpa diduga tiba-tiba saja mengajaknya ketemuan malam-malam di taman.
Tanpa pikir panjang Ratu langsung saja keluar dari rumahnya tanpa perlu atau mungkin, lebih cocok disebut tidak berniat sama sekali berpamitan atau sekedar mwminta izin terlebih dahulu untuk keluar rumah malam-malam.
Udara dingin menelusup masuk melalui celah-celah baju Ratu yang bisa dibilang cukup tipis, tapi dia tidak peduli. Ratu berjalan dengan langkah semangat menuju taman balai kota yang jaraknya dengan rumahnya memang masih bisa ditempuh tanpa menggunakan kendaraan.
Siluet seseorang yang sedang duduk di atas motor besarnya terlihat oleh netra Ratu yang sudah bisa menebak itu adalah Arkha. Bahkan dalam keadaan yang gelap dengan cahaya lampu taman yang memancar dari balik tubuhnya sehingga membuat wajahnya tidak terlihat, aura Arkha sudah sangat tampan bagi Ratu.
"Arkha," panggil Ratu dengan senyum yang sedari tadi sudah tercetak jelas di bibirnya.
Orang-orang yang lalu lalang di sekitar taman akan mengira mereka adalah sepasang kekasih hanya dengan melihat senyum di wajah Ratu yang hanya tertuju pada Arkha.
"Lo nanya apa gue bisa buka hati ke lo?" Tanya Arkha langsung begitu Ratu sudah berdiri di hadapannya.
Ratu hanya diam, senyum di wajah manisnya sudah menjawab semuanya.
"Mungkin bisa, kalau lo mau bantu gue," ucap Arkha yang mengundang tanya bagi Ratu.
"Bantu apa Arkha?" Tanya Ratu.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Over [✔️]
Ficção Adolescente-Cover by me- [TAHAP REVISI] . . Tiap orang punya caranya masing-masing Arkha yang bersembunyi di antara semak belukar berduri, demi menembakkan peluru kosong pada target di hadapannya tidak ada yang dia dapatkan, selain luka untuk dirinya sendiri, ...